MATA INDONESIA, WASHINGTON – Komandan Satuan Komando Militer Amerika Serikat Kawasan Indo-Pasifik, Laksamana Philip Davidson mengatakan, Cina sedang membangun angkatan bersenjatanya menjadi semakin ofensif guna memperluas jarak regionalnya.
Pada rapat Kongres AS, Laksamana Davidson juga mengungkapkan bahwa Beijing tengah berupaya menggantikan kekuatan militer Paman Sam di kawasan Asia – Pasifik. Davidson pun tanpa ragu mengklaim Cina sebagai ancaman keamanan terbesar di abad 21.
“Saya memahami beberapa kemampuan yang mereka (Cina) tempatkan di lapangan adalah postur yang agresif,” tegas Laksamana Philip Davidson di hadapan Senat Angkatan Bersenjata AS, melansir 9News, Kamis, 11 Maret 2021.
“Saya melihat mereka mengembangkan sistem, kemampuan, dan postur yang menunjukkan bahwa mereka tertarik pada agresi,” ucap Davidson.
Davidson –yang dalam sidang setuju dengan permintaan anggaran miliaran dolar AS untuk persenjataan baru di Pasifik, mengatakan peningkatan investasi diperlukan untuk menghalangi ambisi militer Negeri Tirai Bambu di kawasan tersebut
Davidson menambahkan, Beijing telah melakukan tindakan yang semakin mengancam di sepanjang perbatasan yang disengketakan dengan India dan bahkan di sekitar pulau-pulau Amerika Serikat di Pasifik.
“Saya khawatir Cina mempercepat ambisi mereka … untuk menggantikan Amerika Serikat dan peran kepemimpinan kami dalam tatanan internasional berbasis aturan, yang telah lama mereka katakan bahwa mereka ingin melakukannya tahun 2050. Saya khawatir tentang itu. mereka memindahkan target itu lebih dekat,” tuturnya.
Namun, Cina bersikeras bahwa angkatan bersenjatanya bersifat defensif. Dengan kata lain, Beijing tidak memiliki keinginan untuk menyerang, apalagi menggantikan peran AS dalam tatanan dunia internasional.
“Pengembangan pertahanan nasional Cina bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keamanan yang sah dan berkontribusi pada pertumbuhan kekuatan damai dunia. China tidak akan pernah mengancam negara lain atau mencari wilayah pengaruh apa pun,” berdasarkan buku putih pertahanan Cina tahun 2019.
Davidson kemudian membahas soal Taiwan –pulau yang diklaim sebagai bagian dari wilayah kedaulatan Cina. Menurutnya, Beijing mungkin akan mengambil langkah untuk menganeksasi Taiwan dalam waktu dekat.
“Saya pikir ancaman itu nyata selama dekade ini, sebenarnya dalam enam tahun ke depan,” katanya, menambahkan bahwa ancaman terhadap Taiwan meningkat sementara kemampuan AS untuk mencegah tindakan Cina terkikis.