MATA INDONESIA, RIO DE JANEIRO – Hanya karena tingkat penularan di bawah 1, Pemerintah Brasil diminta tidak terlalu bersenang hati karena tanpa intervensi protokol kesehatan yang ketat mustahil negeri Samba itu mengakhiri pandemi Covid19 akibat virus corona.
Sementara tingkat kematian harian rata-rata turun di bawah 900 orang pada minggu lalu atau terrendah dalam 3,5 bulan di bawah tingkat kematian Amerika Serikat dan India menurut perhitungan Reuters. Hingga kini virus SARS-Cov-2 itu telah menewaskan 120 ribu orang di Brasil.
Namun, peneliti Imperial College London menghitung penurunan tingkat penularan tersebut hanya bertahan seminggu dan akan pulih seperti semula.
Hal itu menunjukkan kenyataan karena pada Selasa dan Rabu minggu lalu, Brasil kembali mencatat angka kematian akibat Covid19 di atas 1.000 orang yaitu 1.100.
“Kami berada pada tren menurun dibandingkan dengan tren sebelumnya yang tinggi. Tapi, angkanya masih tinggi dan kita harus tetap waspada agar tidak bertambah lagi,” kata Roberto Medronho, pakar penyakit menular di Universitas Federal Rio de Janeiro, Kamis 3 September 2020.
Namun, Profesor Albert Ko dari Yale School of Public Health menilai contoh di Brasil harus menjadi peringatan bagi negara lain seperti India.
Menurut dia, epidemi telah menghantam Brasil dengan keras dan banyak intervensi berbasis bukti tidak diterapkan atau dilakukan dengan benar di banyak tempat.
Jarak sosial, yang dipegang sebagian besar ahli kesehatan masyarakat sebagai kunci menahan penyebaran virus sebelum vaksinnya tersedia, diterapkan dengan buruk di Brasil.