MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Seorang Pejabat Tinggi Australia, Jenderal Angus Campbell mengakui bahwa terdapat bukti kredibel yang menyatakan tentara Australia secara tidak sah telah membunuh 39 warga sipil selama konflik di Afganistan.
Angkatan Pertahanan Australia (ADF) telah merilis temuan dari penyelidikan selama empat tahun atas pelanggaran yang dilakukan oleh tentara khusus Australia. Setidaknya ada 57 insiden diselidiki, setelah mendengar laporan dari ratusan saksi.
Campbell mengatakan bahwa sebanyak 25 tentara Special Air Service (SAS) Australia terlibat dalam pembunuhan tersebut. Tidak ada satu pun yang dapat menggambarkan betapa panasnya pertempuran.
Laporan tersebut menurut Campbell, mengungkap “catatan memalukan” dari “budaya pejuang” oleh tentara khusus Australia.
“Setiap orang yang diajak berbicara oleh penyelidik benar-benar memahami hukum konflik bersenjata dan aturan keterlibatan di mana mereka beroperasi,” kata Jenderal Angus Campbell, melansir BBC, Kamis, 18 November 2020.
Sementara Perdana Menteri Australia, Scott Morisson telah menghubungi Presiden Afganistan, Ashraf Ghani melalui sambungan telepon, untuk menyampaikan permohonan maaf dan belasungkawa atas temuan penyelidikan tersebut, demikian dilaporkan kantor presiden.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Inspektur Jenderal ADF, dilakukan secara tertutup, yang berarti hanya sedikit rincian yang telah dilaporkan hingga saat ini. Penyelidikan sendiri tidak memiliki kekuatan untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap pasukan khusus Australia.
Akan tetapi Morison mengatakan bahwa penyidik khusus akan ditunjuk untuk mempertimbangkan tuntutan dari informasi yang terkandung dalam laporan tersebut. Panel pengawas independen juga akan dibentuk untuk memberikan “akuntabilitas dan transparansi yang berada di luar rantai komando ADF,” kata pemerintah.