Terungkap, Inilah Pemicu Gelombang Tinggi di NTT

Baca Juga

MATA INDONESIA, NTT – Penyebab gelombang tinggi yang terjadi di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya terungkap.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gelombang tinggi dipicu oleh siklon tropis ‘MANGGA’ yang terjadi di Samudera Hindia barat daya Bengkulu.

“Saat ini terdapat siklon tropis ‘MANGGA’ 995 hPa di Samudra Hindia, 1.300 km barat daya Bengkulu, sehingga memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan NTT,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas IV Maritim Tenau, Kupang, Ota Welly Jenni Thalo, Minggu 24 Mei 2020.

Ia berkata, siklon tropis MANGGA 995 hPA ini bisa sampai membuat terjadinya peningkatan gelombang di Samudera Hindia, sebelah barat Sumatra.

“Pusat tekanan rendah 1009 hPa terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Timur,” ujarnya.

Sementara pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari utara-timur dengan kecepatan 5-20 knot, sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari barat daya-barat laut dengan kecepatan 5-25 knot.

Kemudian, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan laut Pulau Rote-Kupang, perairan Pulau Sawu, perairan Kepulauan Kei-Aru, dan Laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar perairan tersebut

Dari pantauan BMKG, tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia selatan Sumba hingga Sabu Raijua, Laut Sawu, perairan selatan Kupang hingga Rote Ndao, dan Samudera Hindia selatan Kupang hingga Rote.

Tinggi gelombang 1.25-2.5 meter berpeluang terjadi di Selat Sumba, perairan utara Kupang hingga Rote Ndao. Kondisi gelombang yang terjadi di wilayah perairan laut saat ini diprakirakan akan berlangsung 25 Mei 2020.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini