Terkuak, Sumber Pendanaan KST Papua dari Tambang Emas Ilegal

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri akhirnya mengetahui sumber pendanaan Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KSTP) untuk membeli senjata api (senpi). Awalnya ia menduga dana berasal dari hasil pemalakan KSTP kepada para kepala suku. Namun belakangan diketahui sumber dananya ternyata berasal dari tambang emas ilegal, namun bukan tambang milik Freeport.

“Dari tambang emas ilegal di Paniai, Intan Jaya, dan sebagian Yahukimo,” ujarnya belum lama ini, melansir Tribunnews.

Menurut Fakhiri, biasanya ada anggota KSTP yang datang untuk mengambil upeti. Bahkan ada juga yang ikut mendulang emasnya.

“Wilayah pendulangan biasanya jauh dan lolos dari pengawasan karena jumlah aparat keamanan yang sedikit,” katanya.

Keberadaan lokasi penambangan ilegal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua Frets J Boray. Ia mengatakan, pemerintah sulit menjangkau lokasi penambangan itu karena sangat jauh.

“Kita sudah usulkan wilayahnya, sampai sekarang belum dikeluarkan izin oleh menteri (ESDM) supaya kita bisa pantau. Itu masih ilegal makanya kami tidak bisa bikin apa-apa,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini