Terkait Kuburan Massal Anak, PM Kanada: Gereja Harus Bertanggung Jawab

Baca Juga

MATA INDONESIA, OTTAWA – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan bahwa Gereja Katolik harus bertanggung jawab atas perannya dalam menjalankan sekolah asrama untuk anak-anak pribumi.

Pernyataan ini dilontarkan Trudeau menyusul ditemukannya kuburan massal yang berisi tulang belulang 215 anak-anak suku pribumi yang berada di lokasi bekas berdirinya sebuah sekolah di negara bagian, British Columbia pada bulan lalu.

“Sebagai seorang Katolik, saya sangat kecewa dengan posisi yang diambil Gereja Katolik sekarang dan selama beberapa tahun terakhir. Kami mengharapkan Gereja untuk meningkatkan dan mengambil tanggung jawab atas perannya dalam hal ini,” kata Trudeau, melansir Reuters, Sabtu, 5 Juni 2021.

Antara tahun 1831 dan 1996, sistem sekolah perumahan aatau asrama di Kanada secara paksa memisahkan sekitar 150 ribu anak dari rumah. Banyak yang menjadi sasaran pelecehan, pemerkosaan, dan kekurangan gizi dalam apa yang disebut Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi tahun 2015 sebagai “genosida budaya”.

Dijalankan oleh pemerintah dan kelompok gereja – mayoritas dari mereka Katolik – tujuan sekolah asrama ini adalah untuk mengasimilasi anak-anak pribumi.

Penemuan jenazah anak-anak di Kamloops Indian Residential School di British Columbia – yang ditutup tahun 1978, pada pekan ini telah membuka kembali luka lama dan memicu kemarahan tentang kurangnya informasi dan akuntabilitas yang terus-menerus.

Dari tahun 1893 hingga 1969, sebuah kongregasi Katolik bernama Missionary Oblates of Mary Immaculate menjalankan sekolah Kamloops, yang pernah menjadi yang terbesar di Kanada.

“Kami menginginkan permintaan maaf dari Gereja Katolik. Permintaan maaf publik, bukan hanya untuk kami, tapi untuk dunia,” kata Kepala Tk̓emlúps te Secwépemc Rosanne Casimir

“Sebelum kita mulai membawa Gereja Katolik ke pengadilan, saya sangat berharap para pemimpin agama akan memahami ini adalah sesuatu yang mereka butuhkan untuk berpartisipasi dan tidak menyembunyikannya,” sambung Trudeau.

“Tidak diragukan lagi, Gereja melakukan kesalahan dan keuskupan agungnya akan transparan dengan arsip dan catatannya mengenai sekolah tempat tinggal (asrama),” tulis Uskup Agung Vancouver J. Michael Miller dalam akun Twitter.

“Gereja Katolik secara keseluruhan di Kanada tidak terkait dengan sekolah tempat tinggal, begitu pula dengan Konferensi Waligereja Kanada,” katanya.

Secara terpisah, pakar hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (4/6) meminta Kanada dan Vatikan menyelidiki lebih lanjut kematian anak-anak yang ditemukan di Kamloops.

“Tidak dapat dibayangkan bahwa Kanada dan Takhta Suci akan membiarkan kejahatan keji seperti itu tidak terhitung dan tanpa ganti rugi penuh,” kata pakar HAM PBB dalam sebuah pernyataan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini