MATA INDONESIA, MOSKOW – Masuknya kapal perang Inggris di wilayah laut Krimea – wilayah perairan territorial yang diklaim Rusia sebagai milik mereka, dianggap sebagai bentuk provokasi oleh Kremlin. Aktivitas tersebut, menurut Rusia wajib ditanggapi dengan keras.
Presiden Vladimir Putin sebelumnya mengatakan bahwa Rusia – yang melepaskan tembakan peringatan dan menjatuhkan bom untuk mengusir kapal Inggris keluar dari perairan Laut Hitam di lepas pantai Krimea, bisa saja menenggelamkan kapal perang tersebut.
Rusia menganeksasi Krimea dari Ukraina tahun 2014. Namun, sebagian besar negara-negara di dunia, termasuk Inggris masih mengakui wilayah tersebut sebagai bagian dari Ukraina.
Juru bicara pemerintahan di Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan insiden itu adalah provokasi yang direncanakan dengan baik. Sementara reaksi Presiden Putin telah menunjukkan bagaimana Rusia akan merespons ke depannya.
Peskov juga menggemakan tuduhan Putin bahwa Amerika Serikat dan Inggris telah merencanakan episode tersebut bersama-sama.
“Saya pikir badan intelijen kami tentu tahu siapa yang mengambil keputusan itu. Tapi, tentu saja, saya pikir inti dari operasi semacam itu direncanakan oleh semua rekan senior yang sama – mereka yang berada di atas lautan,” kata Peskov, melansir Reuters, Senin, 5 Juli 2021.
Ketegangan meningkat ketika Ukraina dan negara-negara NATO mengadakan latihan militer di Laut Hitam, yang dipantau oleh Armada Laut Hitam Rusia.
Peskov menambahkan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara adalah elemen destabilisasi yang menyebabkan konfrontasi, tetapi Rusia tetap terbuka untuk berdialog dengan badan tersebut.