MATA INDONESIA, MOSKOW – Sebuah fenome alam terjadi di Semenanjung Kamchatka, Rusia. Di mana nyamuk yang tak terbatas jumlahnya mengerumuni pantai timur atau di sepanjang Laut Bering, bagian paling utara Samudra Pasifik.
Dalam pergantian peristiwa yang mengerikan, sebuah video yang diperoleh oleh kantor berita East2West menunjukkan jutaan nyamuk berkumpul dan berputar untuk membentuk pilar angin topan layaknya sebuah tornado.
Ketika menyaksikan video tersebut, para penonton akan menebak bahwa itu hanyalah kotoran dan puing-puing yang tersapu badai, tetapi cuplikan dari dekat mengungkapkan kenyataan apokaliptik.
Seorang saksi mata, Alexei, dari Ust-Kamchatsk, yang mengendarai mobil mengatakan bahwa ia melihat pasukan nyamuk tersebut selama beberapa ratus meter. Karena terlalu banyak, serangga penghisap darah itu pun menutupi pandangannya.
“Saya hampir tidak bisa melihat jalan,” kata Alexei, melansir New York Post.
Media lokal, Kamchatka melaporkan bahwa fenomena aneh tersebut, menurut para ahli merupakan kejadian biasa yang terjadi di wilayah itu.
“Ini adalah nyamuk jantan yang berkerumun di sekitar salah satu dari beberapa betina untuk kawin – tidak ada yang salah dengan ini,” kata ahli entomologi Lyudmila Lobkova, berbicara kepada Kamchatka Inform, menurut Siberian Times.
Para ahli juga bersikeras bahwa kerumunan nyamuk tidak akan membentuk organisme sarang dan menyerang manusia. Laporan mengenai hal ini sebelumnya telah menjelaskan bagaimana perubahan iklim mendorong infestasi di Siberia dengan memberikan nyamuk musim kawin yang berkepanjangan berkat kenaikan suhu.
Fenomena alam ini sebelumnya juga terjadi. Di mana tahun 2019 ketika gerombolan capung di Midwest tumbuh begitu besar sehingga massanya ditangkap oleh radar National Weather Service.
Selain itu, di tahun yang sama wabah belalang telah mendatangkan malapetaka di beberapa bagian negara Afrika Timur dan Tanduk – yang menghancurkan tanaman pangan dan memperburuk krisis kelaparan yang berkelanjutan di wilayah tersebut.