Teknologi Pertanian Presisi Tingkatkan Produktivitas Pangan

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEKASI – Tim konsultan penerapan pertanian presisi dari Prancis, Lead Tech International (LTI), Widjajanto mengatakan, setelah panen padi perdana ini, timnya akan segera melakukan uji coba penanaman dengan varietas lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas gabah kering panen.

Teknologi pertanian presisi ini diadopsi Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dari sistem yang sudah diterapkan di sejumlah negara di Asia, Afrika dan Timur Tengah. Kesuksesan pertanian presisi ini di antaranya berkat penggunaan sejumlah pipa khusus, diikuti dengan pemasangan sensor, dan penyediaan ruang pengawasan.

Teknologi ini memungkinkan untuk memonitor kebutuhan air hingga pupuk dari setiap tanaman yang termonitor oleh sensor. Berdasarkan permintaan kebutuhan tersebut, akan dikirimkan data ke ruang control dan melalui algoritma yang bekerja selama 24 jam non stop akan disalurkan keperluan air dan pupuk sesuai kebutuhan tanaman.

Dalam rangka ujicoba ini, Puslitbang Diklat Agrinas bekerjasama dengan LTI  mengembangkan berbagai komoditas di lahan seluas 5 hektar. Di antaranya mencakup 8 unit green house yang berisi aneka sayuran dan buah, seperti: melon, kangkung, kailan, cabai, tomat, serta pakcoy.

Sementara lahan terbuka akan ditanami padi, singkong, tebu, kapas, dan jahe merah. Adapun areal perkebunan akan ditanami mangga, jeruk, lemon, alpukat, manggis, kopi, coklat, serta sagu. Setidaknya terdapat 26 jenis komoditas telah diujicoba

“Setelah pembukaan lahan 5 hektar ini kami akan masuk ke tahap 25 hektar untuk ujicoba padi dalam skala lahan yang lebih luas,” kata Widjajanto yang mewakili tim konsultan penerapan pertanian presisi dari Prancis, Lead Tech International (LTI).

Widjajanto mengatakan, untuk mendukung model cocok tanam baru ini, pihaknya akan bekerja sama dengan pengembang wahana terbang nirawak (UAV) dari Bantul. Demo dari penggunaan UAV juga dilakukan di sela-sela kegiatan panen perdana di Cisaat.

“Kami juga bekerja sama dengan pengembang wahana terbang nirawak dari Bantul yang akan mengoperasikan unit drone-nya untuk proses penyiraman pestisida atau kegiatan monitoring kualitas tanaman,” ucapnya.

Yang saat ini tengah diujicobakan adalah penanaman singkong dengan jarak tanam cukup padat sekitar 50 x 50 cm. Di petak uji yang sama juga tim lakukan ujicoba dengan jarak tanam konvensional 1 x 1 meter.

Berdasarkan hasil pemantauan kualitas fisik ubi dari dua pola tanam singkong ini diperoleh hasil yang memuaskan. Teknik pertanian presisi sekaligus meningkatkan produktivitas pangan.

“Pemantauan secara fisik, dari berat, panjang ubi, hingga diameter menunjukkan tidak ada perbedaan yang signfikan dari penggunaan dua jarak tanam tersebut. Artinya, dengan populasi yang lebih padat jarak tanam maka dengan pertanian presisi ini kita tingkatkan produktivitas singkong,” sambung Widjajanto.

Di luar kegiatan pengelolaan lahan pertanian, Menhan memberi peluang untuk seluruh lapisan masyarakat yang berminat mempelajari teknik budidaya pertanian presisi di Cisaat.

Proses pembelajaran ini akan dilakukan oleh tim konsultan yang telah memperoleh pembekalan dari LTI guna mendalami teknik pertanian presisi, baik dari aspek teknologi maupun budidaya aneka komoditas pangan dan hortikultura.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

ARPI DIY Desak Kejari Sleman, Menetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata

Mata Indonesia, Kabupaten Sleman - Puluhan masa dari Aliansi Rakyat Peduli Indonesia (ARPI) DIY, kembali mendatangi Kantor Kejaksaan negeri (Kejari) Kabupaten Sleman pada hari Selasa tanggal 17 Desember 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini