Tanda Peduli, Satgas TNI Yonif 403 Beri Layanan Kesehatan untuk Warga Perbatasan RI-PNG

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Personel TNI Satgas Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista memperlihatkan kepeduliannya dengan memberikan pelayanan kesehatan secara gratis dan membagikan sembako kepada warga di perbatasan RI-PNG, Kampung Workwana, Distrik Arso, Papua. Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista Letkol Inf Ade Pribadi menegaskan bahwa upaya tersebut bertujuan untuk mendekatkan prajurit dengan warga.

Hal ini dinilai bisa menjadi momentum untuk memberikan perhatian khusus kepada seluruh warga yang berada di kampung Workwana, sebuah pemukiman warga yang terletak dekat dengan perbatasan RI-PNG.

“Kami berharap permasalahan tentang kesehatan atau kesulitan masyarakat Kampung Workwana dapat terbantu oleh personel Pos Kout Satgas Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista,” kata Ade.

Dokter Satgas Pamtas Yonif 403 Lettu Ckm. dr. Kristian Yudha Bayu menegaskan bahwa layanan kesehatan ini terwujud karena ada kerja sama yang baik dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom.

“Semoga apa yang kita lakukan dapat membantu masyarakat, kemudian komunikasi dan silaturahmi antara kami Satgas Pamtas Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista dan Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom dengan warga kampung Workwana dapat terjalin dengan baik dan semoga kehaidran kami dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” kata Lettu Bayu.

Harapannya, kegiatan ini bisa menjawab keluhan masyarakat yang umumnya tentang masalah kesehatan seperti penyakit malaria, nyeri bagian sendi hingga penyakut kulit.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini