MATA INDONESIA, JAKARTA – Soal pembelajaran tatap muka (PTM) seharusnya tidak perlu menjadi polemik, perlu dilanjutkan atau tidak.
Sebab, indikatornya tetap positivity rate atau jumlah orang yang terinfeksi dibanding mereka yang diperiksa baik menggunakan antigen maupun PCR.
Hal itu diingatkan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban melalui pesan yang dilihat, Selasa 25 Januari 2022.
“Tidak ada sekolah yang aman jika positivity rate-nya di atas 10 persen. Agak aman ketika di bawah 5 persen, dan aman banget kala 3 persen. Lalu bagaimana dengan 7,6%–situasi saat ini di Indonesia? Ya siap-siap tidak aman. Notabene banyak sekolah tutup sementara. Seperti 43 sekolah di Ibu Kota,” kata Zubairi.
Sebelumnya, Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) wilayah Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan tidak ada penghentian PTM 100 persen.
Hal tersebut juga diamini, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan RI, Abetnego Tarigan yang menyatakan pemerintah tetap melanjutkan PTM terbatas dengan pengawasan yang lebih ketat dan memrioritaskan kesehatan anak.
Menurut Abetnego, semakin tinggi risiko penularan di suatu daerah, maka semakin tinggi pula PPKM yang harus diterapkan.