MATA INDONESIA, SEMARANG – Kredit usaha rakyat (KUR) untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) se Jawa Tengah (Jateng) mencapai Rp 42 triliun sepanjang 2021.
Angka itu menunjukkan penyaluran kredit UMKM di Jateng menjadi yang terbesar se-Indonesia, bahkan lebih tinggi dari anjuran Presiden Jokowi.
Presiden menganjurkan penyaluran kredit untuk UMKM setidaknya 35 persen, sedangkan di Jateng sudah mencapai 45 persen.
“Ini merupakan gambaran bahwa sudah cukup baik dalam melaksanan akses keuangan bagi masyarakat, cuman memang kita harus evaluasi, jangan-jangan masih ada ruang-ruang yang bisa diperbaiki untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” kata Kepala OJK Regional 3 Jateng-DIY, Aman Santosa yang dikutip Rabu 23 Maret 2022.
Meski begitu, Aman mengungkapkan program tersebut tetap harus dievaluasi untuk mengetahui apakah masih ada ruang yang bisa diperbaiki untuk meningkatkan pelayanan masyarakat.
Mengingat saat ini, masih banyak pelaku UMKM yang mengadu belum dapat KUR, atau kredit sehingga ada yang terpaksa ke pinjaman online (pinjol) atau rentenir dan sejenisnya.
Di 2022 ini, OJK akan mengevaluasi dan membuat program baru supaya keluhan masyarakat atau kesenjangan (gap) bisa diperbaiki secara perlahan.
Aman menegaskan program sudah bagus besarannya tetapi ada beberapa ruang yang masih bisa diisi.
Perbankan perlu lebih proaktif, lebih jemput bola agar masyarakat yang tidak terlayani, akan terlayani dengan baik.
Data OJK mencatat UMKM di Jateng ada sekitar 4 juta. Dari hasil survei mereka, pelaku UMKM mengalami kesulitan pada soal pemasaran dan pembiayaan.
Sementara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya terus berikhtiar membantu UMKM mencari cara baru agar pascapandemi ini ekonomi bisa menggeliat.
“Mereka yang kesulitan mencari kerja bisa menjadi entrepreneur. Sehingga masyarakat yang mempunyai usaha baru, mulai berkembang, mulai bagus agar usaha mereka bisa lebih gede. Lainnya bisa meniru enterpreneur juga. Karena kita masih kekurangan,” katanya.
Reporter: Egi