MATA INDONESIA, JAKARTA – Vaksin Sinovac berdasarkan studi terbukti mampu melindungi tenaga kesehatan (nakes) dari sakit berat dan meninggal dunia akibat mutasi virus. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi, M.Epid, Jumat 13 Agustus 2021.
Menurut Nadia, Studi itu dilakukan terhadap 71.455 tenaga kesehatan yang bertugas di DKI Jakarta.
“Meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021,” ujar Nadia di Jakarta.
Studi tersebut mengamati kasus konfirmasi positif Covid-19, perawatan, dan kematian karena penyakit saluran pernapasan itu pada tiga kelompok tenaga kesehatan.
Ketiganya adalah mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, vaksinasi lengkap (dosis kedua), dan yang belum divaksinasi. Para tenaga kesehatan ini mayoritas mendapatkan vaksin Sinovac.
Saat laporan diturunkan, ada 143.000 orang SDM Kesehatan di DKI Jakarta telah divaksinasi dosis pertama dan 125.431 orang telah divaksinasi dosis kedua.
Studi dilakukan dalam kondisi pandemi yang dinamis, mengingat sepanjang Januari-Juni 2021 terjadi beberapa gelombang peningkatan kasus Covid-19 serta dinamika komposisi variants of concern yaitu mutasi varian Delta, baik di wilayah DKI Jakarta maupun di seluruh Indonesia.
Hasilnya, menurut Nadia, sebesar 5 persen tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap dilaporkan terkonfirmasi Covid-19 pada April-Juni 2021.
Jumlah itu lebih besar dibandingkan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi Covid-19 pada periode Januari-Maret 2021 yang jumlahnya hanya 0.98 persen.
Namun begitu, jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi lengkap namun harus dirawat jauh lebih rendah (0,17 persen) dibandingkan mereka yang belum divaksinasi (0,35 persen).
Kondisi itu menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini banyak digunakan di Indonesia efektif terhadap mutasi virus Covid-19.