MATA INDONESIA, JAKARTA-Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto mengatakan Holding Ultra Mikro (UMi) diharapkan mempercepat laju inklusi keuangan dan pembiayaan berkelanjutan.
Sinergi ekosistem ultra mikro melalui holding pun tak terlepas dari program pemerintah untuk mendukung visi dalam pemberdayaan segmen usaha tersebut.
Toto pun mengingatkan tujuan holding ini adalah supaya tercipta value creation yang lebih besar dalam pemberdayaan usaha UMi, mikro dan kecil. Sebabnya, value creation dalam hal ini berarti nilai holding jauh lebih besar dibandingkan dengan masing-masing BUMN saat berdiri sendiri.
Dengan holding dapat mempercepat harapan pemerintah dalam menyasar sekitar 57 juta nasabah ultra mikro, di mana 30 juta di antaranya belum terakses ke sumber pendanaan lembaga keuangan formal. Ekosistem ini akan memberikan layanan produk yang lebih lengkap dan potensi pendanaan yang lebih murah untuk sekitar 29 juta usaha ultra mikro pada 2024.
“Targetnya bisa akses pembiayaan lebih luas ke segmen mikro, sehingga coverage pembiayaan sektor ini ditargetkan sampai dengan 29 juta usaha mikro pada 2024. Diharapkan pula dalam proses pembinaan dan peningkatan kapabilitas bisnis ini bisa di-support holding ultra mikro ini,” katanya.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) inklusi keuangan di Indonesia baru mencapai 76,6 persen pada akhir 2019 sebagai hasil survei tiga tahun sekali. Persentase itu meningkat dari 2016 yang hanya 67,8 persen. Adapun arahan Presiden Joko Widodo, target tingkat inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024.