MATA INDONESIA, JAKARTA – Orang Indonesia dan Asia dinilai lebih tahan terhadap Covid19 dibandingkan warga Eropa atau Amerika Serikat. Alasannya, tingkat kematian warga kita akibat wabah itu relatif rendah hanya lima kasus per 1 juta penduduk.
Sebelumnya, Stasiun televisi TBS Jepang berteori penyebab rendahnya infeksi dan kasus kematian di Jepang karena bahasa Jepang sangat sedikit memiliki kata yang harus diucapkan kencang. Karena itu lebih sedikit percikan aerosol pembawa virus keluar dari mulut mereka.
Catatan worldometer kasus kematian akibat Covid19 di Jepang hanya 920 orang. Sedangkan kasus positifnya 17.292 orang.
Hal yang sama terjadi di Cina sebagai negara pertama melaporkan pecahnya pandemi. Secara statistik hanya mencatat tiga kasus kematian per satu juta warga.
Selain itu, banyak warga Jepang meyakini, makanan yang mereka makan sehari-hari telah menjadi pelindung dari virus corona yang menyebabkan Covid19.
Tetapi bukan hanya Jepang, seperti dilansir reuters, seluruh Asia berdasarkan studi ternyata lebih tahan Covid19, indikatornya kasus infeksi dan kematian Covid19 relatif sangat rendah dibandingkan warga Eropa dan Amerika Serikat.
Cina yang pertama melaporkan pecahnya pandemi secara statistik hanya mencatat tiga kasus kematian per satu juta warga. Sementara Indonesia dan Korea Selatan masing-masing hanya mengalamilima fatalitas per sejuta warga, Pakistan enam dan Jepang tujuh kasus fatalitas per sejuta warga.
Bahkan Taiwan, Vietnam, Kamboja dan Mongolia tidak melaporkan ada satupun kasus kematian akibat Covid-19.
Sedangkan tingkat fatalitas di Eropa dan Amerika rekornya dicatat Italia, Spanyol dan Inggris dengan rata-rata 500 kasus kematian per sejuta populasi. Sementara AS mencatat 300 kasus fatalitas per sejuta warga dan Jerman 100 orang per sejuta.
Itu sebabnya, seperti dilaporkan DW Indonesia para ilmuwan sedang mencari tahu hal yang membuat angka kematian orang Asia dan Indonesia akibat Covid19 tersebut jauh lebih rendah dari negara-negara lainnya.