Studi: Ereksi Selama 4 Jam Gejala Baru Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebuah studi di Amerika Serikat menyebutkan, ereksi selama empat jam kemungkinan menjadi salah satu gejala baru Covid-19.

Di awal-awal penyebaran Covid-19, gejala-gejalanya adalah, demam tinggi, sesak napas, batuk, hingga hilangnya indera perasa dan penciuman. Kini, semakin banyak gejala-gejala baru yang diungkapkan sebuah studi.

Sebuah studi medis di Amerika Serikat mengungkapkan, setidaknya ada dua orang terpapar Covid-19 di seluruh dunia pernah mengalami priapisme sebagai efek samping.

Priapisme adalah situasi dimana ketika pria mengalami ereksi berlangsung lebih dari empat jam. Beberapa ahli menyebutkan, priapisme bisa menjadi efek samping baru Covid-19.

Sebagai bagian dari studi yang diterbitkan oleh American Journal of Emergency Medicine, dua kasus efek samping ini telah dicatat secara global.

Kasus pertama terjadi di Miami, Florida, ketika seorang pria berusia 69 tahun menderita priapisme saat menerima pengobatan Covid-19 di perawatan intensif.

Petugas kesehatan mencoba menghentikan ereksi selama empat jam tetapi tidak berhasil. Mereka akhirnya dipaksa membuang kelebihan darah dengan jarum suntik. Pasien kemudian meninggal karena Covid-19.

Kasus kedua ditemukan di Versailles, Prancis, di mana petugas kesehatan harus mengambil darah dari seorang pria berusia 62 tahun yang menderita ereksi berkepanjangan. Pada akhirnya, pasien tersebut selamat dan sembuh dari infeksi Covid-19 beberapa hari kemudian.

Hingga kini, belum ada tanda-tanda pandemi Covid-19 segera berakhir meskipun sudah dilakukan vaksinasi. Bahkan, ada yang memprediksi dunia baru bisa normal lagi pada 2023 atau 2024.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini