Soekanto Reksohadiprodjo, Alumni yang Setia Mengabdi Pada Kampus Sendiri

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Banyak tokoh dilahirkan dari kampus tertua di tanah air, Universitas Gajah Mada (UGM). Namun bisa dihitung dengan jari mereka yang begitu setia mengabdikan diri di almamaternya, di antaranya adalah Soekanto H. Reksohadiprodjo.

Namanya memang tidak seterkenal sesama rektor UGM lain seperti Ichlasul Amal, Sukadji Ranuwihardjo atau Teuku Jacob, namun soal kesetiaan pada almamaternya, tidak perlu diragukan lagi.

Lelaki kelahiran Semarang, 4 November 1940 tersebut sudah mengabdi di almamaternya ketika mendapat gelar Bsc. pada 1961 dengan menjadi asisten dosen.

Setahun kemudian dia melanjutkan kuliahnya di Universitas Illinois AS hingga 1964. Sepulang dari AS, Soekanto memegang mata kuliah sendiri.

Dua tahun kemudian dia dipercaya menjadi Dekan Fakultas Ekonomi UGM cabang Magelang selama dua tahun.

Pada 1974-1975 dia menjabat Sekretaris Fakultas Ekonomi UGM Yogyakarta. Tujuh tahun kemudian tepatnya tahun 1982-1985 menjabat Dekan Fakultas Ekonomi UGM dan tahun 1985-1988 kembali menjadi Dekan Fakultas Ekonomi UGM.

Selepas itu dia pernah dipercaya sebagai Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Departemen Keuangan hingga Desember 1991. Lalu dia dipercaya menjadi Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sampai 6 April 1993.

Setahun kemudian, almamater memanggilnya sebagai rektor yang diselesaikan hingga tahun 1998. Namun, di ujung masa pengabdian di almamaternya, dia ditunjuk Presiden Soeharto sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) fraksi utusan daerah.

Sepanjang karirnya, Soekanto sering mengeluarkan buku pelajaran terutama tentang ekonomi perusahaan yang sering dijadikan buku pegangan mahasiswa ekonomi. (Nita Khairani)

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini