MATA INDONESIA, JAKARTA – Federasi Bulutangkis Indonesia (BWF) dinilai tak adil setelah turnamen Singapore Open 2021 batal digelar. Pembatalan yang membuat satu wakil Indonesia gagal lolos ke Olimpiade Tokyo.
BWF membatalkan Singapore Open 2021 akibat peningkatan kasus Covid-19 secara global. Pemerintah Singapura melakukan pengetatan syarat masuk bagi pendatang.
BWF tidak membuat jadwal ulang turnamen level super 500 ini. Dengan demikian, pembatalan ini berpengaruh pada atlet yang berjuang ingin lolos ke Olimpiade Tokyo. Pasalnya, Singapore Open adalah turnamen terakhir untuk mengumpulkan poin ke Olimpiade.
Pembatalan Singapore Open merugikan atlet asal Asia, termasuk Indonesia. Pasalnya, ganda campuran Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja butuh tambahan poin untuk mengamankan tiket ke Olimpiade.
Dengan pembatalan Singapore Open, pupus sudah harapan Hafiz/Gloria ke Olimpiade karena berada di peringkat sembilan. Hanya peringkat satu hingga delapan yang bisa ke Olimpiade.
BWF dinilai tak adil, karena atlet Eropa bisa mendulang poin karena Kejuaraan Eropa tetap digelar dan merupakan turnamen yang masuk dalam pengumpulan poin Olimpiade. Hafiz/Gloria disalip pasangan Inggris, Marcus Elis/Lauren Smith yang menjadi runner-up Kejuaraan Eropa.
“Saya sangat menyayangkan karena dengan batalnya turnamen Malaysia dan Singapura Terbuka termasuk India Terbuka dan Kejuaraan Asia. Pembatalan turnamen ini cukup merugikan posisi Hafiz/Gloria yang tengah berjuang dan mengamankan ranking untuk bisa tampil ke Olimoiade Tokyo,” ujar pelatih ganda campuran PBSI, Richard Mainaky.
“Ini saya anggap BWF tidak adil. Seharusnya Kejuaraan Eropa tetap berjalan, tapi jangan dimasukkan sebagai kualifikasi yang menyediakan poin ke Olimpiade Tokyo. Ini jelas tidak adil dan hanya menguntungkan pemain Eropa, mengingat pemain-pemain Asia tidak bisa berlaga setelah Kejuaraan Asia dibatalkan,” katanya.
“Saya mendukung agar PBSI segera melakukan diskusi dengan BWF. Diskusi PBSI dengan BWF dengan tujuan agar ada perubahan atau penyesuaian kembali. Semoga dengan protes atau diskusi ini, BWF bisa mengambil kebijakan dan keputusan yang adil bagi semua pemain, terutama Hafiz/Gloria,” ungkapnya.