MINEWS.ID, JAKARTA – Kerusuhan Jakarta 21-22 Mei 2019 terbukti merupakan ancaman serius bagi persatuan bangsa yang diawali dengan membuat pembelahan kubu Jokowi dan Prabowo Subianto semakin dalam. Mastermind-nya bahkan mengancam bunuh sejumlah tokoh penting, salah satu Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan yang belakangan justru mencegah pembelahan tersebut.
Ancaman itu bukan sekadar retorika, tetapi hasil pemeriksaan Bareskrim Polri terhadap 400 perusuh. Hasilnya terungkap ada kelompok yang terdiri dari enam orang untuk menghabisi bukan hanya Budi Gunawan, tetapi juga Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, serta Staf Khusus Presiden Gorries Mere.
Mereka adalah kelompok yang ngotot Prabowo harus menjadi presiden, padahal semua perangkat sudah jelas-jelas memperlihatkan Ketua Umum Partai Gerindra itu kalah dalam pemilihan presiden. Selain itu mereka juga sama sekali tidak ingin melihat Prabowo dan Jokowi melakukan rekonsiliasi.
Maka tidak heran jika upaya Budi menyatukan kedua tokoh utama tersebut banyak mendapat acungan jempol dari sejumlah tokoh, termasuk dari Luhut Panjaitan sendiri.
“Ya memang beliau (Budi Gunawan) lebih anu, kan bagus,” kata Luhut di Istana Negara Senin 29 Juli 2019.
Dia menyatakan itu menjawab pertanyaan publik atas ketidakhadirannya di pertemuan Jokowi-Prabowo maupun Prabowo-Megawati.
Bukan hanya Luhut, acungan jempol itu juga dilontarkan anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsy. Aboe Bakar bahkan menyamakan peran Budi seperti almarhum Taufiq Kiemas yang sentral.
“Yang saya lihat paling menarik dari acara ini adalah ada seorang pengganti yang nasionalis, yaitu pengganti Taufiq Kiemas yang namanya Budi Gunawan,” kata Aboe.
Aboe bahkan menyebut Budi telah menciptakan suasana yang sangat indah saat mempertemukan para tokoh utama negeri ini untuk meredam pembelahan bangsa. Seperti diketahui saat kampanye pemilihan presiden kemarin, PKS berada di kubu Prabowo Subianto.
Politikus Gerindra Miftah Sabri juga mengakui peran Budi Gunawan dalam pertemuan Megawati dan Prabowo di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Menurut Miftah, Budi Gunawan telah berperan besar membuka pintu rekonsiliasi seperti mempertemukan Prabowo dan Jokowi di kereta MRT. Akibatnya Prabowo kini, menurut Miftah, sudah lebih terbuka terhadap komunikasi dengan tokoh-tokoh lain untuk meredam pembelahan bangsa.
Sementara politisi PDI Perjuangan Puan Maharani sudah menjuluki Budi Gunawan sebagai tokoh pemersatu bangsa di tengah upaya pembelahan tersebut.
Hal itu juga diamini juru bicara Kepala BIN Wawan Hari Purwanto. Dia tidak menampik peran Budi Gunawan dalam pertemuan Prabowo-Jokowi dan Prabowo-Megawati.
“Iya (menjadi salah satu aktor penting pertemuan Megawati-Prabowo), otomatis demikian karena memang menjadi tugas, jadi ini tidak lepas dari tugas pokok dan fungsi intelijen untuk tetap mempersatukan republik ini,” ujar Wawan, Rabu 24 Juli 2019.
Jika dua pertemuan tersebut tidak terwujud mungkin saja pembelahan kedua kubu makin dalam dan pada gilirannya akan diperluas untuk kepentingan tertentu