MATA INDONESIA, BERN – Setiap tahun, derasnya Sungai Aare di Bern, Swiss sering membawa korban.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss Muliaman Hadad menyebut, kasus orang hilang di Sungai Aare bukan kali pertama terjadi. Belasan kasus dilaporkan terjadi setiap tahunnya.
”Kita tanya ke polisi dan SAR, setiap tahun kejadian serupa (orang hilang), terjadi 15 sampai 20 kasus. Jadi, kenapa cukup banyak karena ini tempat di mana orang berenang ya. Jadi kasus ini 15 sampai 20 setahun,” ujar Hadad, Sabtu 28 Mei 2022.
Puluhan orang yang hilang di Sungai Aare, mayoritas baru bisa ditemukan setelah beberapa minggu pencarian.
”Mayoritas kejadian, 99,99 persen ditemukan 3 minggu. Itu menurut mereka (Tim SAR), pengalaman mereka puluhan tahun,” ujarnya.
Hadad mengakui keamanan telah dipersiapkan di sepanjang Sungai Aare dengan baik oleh pemerintah lokal. Berbagai rambu peringatan serta polisi sigap berjaga di sekitar sungai.
“Pemerintah lokal memberikan rambu, di mana boleh meloncat, di mana enggak boleh. Saya kira cukup jelas, pemerintah menjaga betul topografi sungai,” katanya.
Selain itu, menurut Hadad, wisatawan yang hendak berenang di Sungai Aare dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi terbaru, lewat situs milik pemerintah lokal.
“Setiap saat kita bisa mengecek website pengelola sungai. Bagaimana suhu air hari ini, kita tidak perlu ngecek langsung ke lapangan. Pemerintah menyampaikan data yang lengkap (di website),” katanya.
Ia juga menyebut, Sungai Aare sangat ramah untuk wisatawan. Dengan memperhatikan kondisi dan berbagai peringatan, balita juga diperbolehkan berenang. “Anak-anak balita, bahkan ada yang berenang dengan hewan peliharaan. Semua itu terjadi, menurut saya karena informasi sudah cukup,” kata Hadad.