MATA INDONESIA, LONDON – Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengutuk serangan truk pick up terhadap satu keluarga Muslim di Kanada. Serangan tersebut, katanya, mengindikasikan meningkatnya Islamofobia di negara-negara Barat.
“Islamofobia perlu dilawan secara holistik oleh komunitas internasional,” tulis Khan dalam akun Twitter-nya, melansir Reuters, Selasa, 8 Juni 2021.
Diketahui, korban dari serangan truk pick up yang dikendarai Nathaniel Veltman merupakan keluarga imigran asal Pakistan yang telah berada di Kanada sejak 14 tahun yang lalu, demikian laporan media setempat.
Polisi di Kota London, Ontario, Kanada mengungkapkan motif pembunuhan yang dilakukan Veltman terhadap empat anggota keluarga Muslim Kanada. Dikatakannya bahwa serangan tersebut dimotivasi oleh kebencian.
Mengutip saksi mata, pihak kepolisian Kanada mengatakan bahwa sebuah truk hitam yang dikendarai Veltman menerobos lampu merah dan melompati trotoar, hingga akhirnya menabrak lima anggota keluarga, yang berusia antara 9 – 74 tahun.
Veltman kemudian membawa pergi kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Pria berusia 20 tahun itu ditangkap setelah insiden tanpa perlawanan. Ia didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan.
“Ada bukti bahwa ini adalah tindakan yang direncanakan dan dimotivasi oleh kebencian,” kata Inspektur Detektif Paul Waight dari departemen kepolisian London mengatakan kepada wartawan, melansir Reuters, Selasa, 8 Juni 2021.
“Kami yakin para korban menjadi sasaran karena keyakinan Islam mereka,” sambung Waight.
Waigh menambahkan aparat kepolisian di London – 200 km (120 mil) barat daya Toronto, tengah berkonsultasi dengan Royal Canadian Mounted Police dan jaksa tentang kemungkinan mengajukan tuntutan terorisme.
Tersangka tidak memiliki catatan kriminal dan tidak diketahui sebagai anggota kelompok kebencian, kata polisi. Veltman ditangkap di tempat parkir mal tanpa insiden saat mengenakan rompi pelindung tubuh.
Kepolisian Kanada juga memastikan tidak ada bukti bahwa Veltman memiliki kaki tangan. Hingga saat ini, belum diketahui apakah tersangka telah menyewa pengacara.
London Free Press melaporkan bahwa korban tewas di antaranya: Syed Afzaal (46 tahun), istrinya, Madiha Salman (44 tahun), dan putri mereka yang berusia 15 tahun, Yumnah Afzaal. Ibu Syed Afzaal yang berusia 74 tahun juga meninggal dunia. Sementara sang putra yang berusia 9 tahun, Faez Afzaal, berada di rumah sakit dengan cedera serius namun tidak mengancam jiwa.
Serangan ini adalah yang terburuk terhadap Muslim Kanada sejak seorang pria menembak mati enam anggota masjid Kota Quebec, Kanada tahun 2017. Walikota London Ed Holder mengatakan itu adalah pembunuhan massal terburuk yang pernah terjadi di kotanya.