MATA INDONESIA, JAKARTA – Senin 23 Mei 2022, laman pemeringkat kualitas udara 94 kota besar dunia, Iqair, mencatat Jakarta sebagai kota paling tidak sehat.
Berdasarkan laporan 17 kontributor di 20 stasiun pemantau kualitas udara yang tersebar di Jakarta.
Pada pukul 08.00 WIB, menurut laman itu, udara Jakarta dipenuhi PM2.5 sebanyak 71.8µg/m³.
Konsentrasi PM2.5 di udara Jakarta pada waktu itu 14.4 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Udara dengan konsentrasi partikel sebanyak itu menurut rekomendasi WHO tidak sehat untuk manusia.
PM 2.5 terbentuk dari emisi pembakaran bensin, minyak, bahan bakar, dan kayu.
Sementara itu, PM 10 ditemukan pada tempat pembangunan, pembuangan sampah, pertanian, kebakaran hutan, debu, serbuk sari, dan fragmen bakteri.
Dengan kondisi itu, kualitas udara Jakarta mendapat skor 159 yang berarti paling buruk di dunia.
Kondisi itu, menurut Iqair, bahkan jauh lebih buruk dibandingkan kualitas udara New Delhi yang mendapat angka 149 atau tidak sehat untuk kelompok sensitif.
Padahal, usai lebaran sampai cuti bersama usai, kualitas udara Jakarta jauh lebih baik dari dari Delhi.