MATA INDONESIA, MEKSIKO – Seorang guru di Meksiko menghabiskan waktu selama 21 tahun dengan berada di balik jeruji besi atas kasus pembunuhan yang tidak pernah ia lakukan. Anehnya, korban pembunuhan ditemukan masih hidup dan tinggal di Amerika Serikat.
Korban salah tangkap bernama Manuel Valdovinos itu mengatakan bahwa pihak berwenang Meksiko masih belum meminta maaf atas kesalahan yang mereka lakukan, seperti dilansir The Sun, Jumat, 23 Juli 2021.
Valdovinos merupakan seorang guru di Kota Texcoco, Meksiko. Tahun 2000, Valdovinos ditangkap dan diduga membunuh seorang perempuan bernama Manuel Martínez Elizalde.
Akibatnya, ia pun dijatuhi hukuman penjara selama 41 tahun! Namun, pekan lalu ia dibebaskan ketiga korban dugaan pembunuhan, Manuel Martínez Elizalde, ditemukan masih hidup dan kini tinggal di Negeri Paman Sam.
Selama persidangan dan menjalani hukuman, Valdovinos konsisten menegaskan bahwa ia tidak bersalah. Ia juga mengungkapkan bahwa polisi memukuli dan menyiksanya untuk mengakui sesuatu yang tidak pernah ia lakukan.
Menurut satu laporan lokal, polisi membawa Valdovinos ke sebuah gudang dan menggantungnya dengan rantai. Kemudian memukuli dan menyetrumnya, lalu mereka memasukkannya ke dalam baik berisi air es agar serangan itu tidak diketahui.
Kemudian, tahun 2006, pengadilan Meksiko membuang bukti DNA yang mengungkapkan bahwa tubuh yang digunakan untuk menghukum Valdovinos bukanlah milik Elizalde.
“Hari ini saya dapat memberi tahu Anda bahwa saya telah menjadi korban penyiksaan, penahanan sewenang-wenang, pemalsuan kejahatan,” demikian isi surat Valdovinos untuk Presiden Meksiko, Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, yang memberi lampu hijau pembebasannya.
Valdovinos yang diketahui merupakan guru musik itu mengatakan bahwa ia telah melihat banyak orang yang kebebasannya dirampas tanpa dukungan hukum. Fakta ini ia ketahui selama berada di balik tembok penjara.
Seorang politisi di parlemen Meksiko, Pedro Cesar Carrizales dan aktivis Bryan LeBaron berhasil melakukan mogok makan di luar kediaman Presiden di Mexico City demi dapat membebaskan Valdovinos.
Carrizales mengatakan cerita Manuel mengilhaminya untuk menjadi pejuang sosial, karena ada banyak orang yang berjuang melawan konsekuensi penyiksaan dan banyak lagi yang terpisah dari keluarga mereka.
“Keadilan tidak dilakukan untuk orang miskin, saya merasa terinspirasi karena (Manuel Valdovinos), selain memiliki kebencian terhadap sistem, membantu di dalam dan mengajari mereka musik. Kami tidak hanya akan berjuang untuknya … (kami akan) mencari keadilan,” tutur Carrizales.
Setelah meninjau kasus tersebut, komite yudisial akhirnya memerintahkan pembebasan segera Valdovinos, yang diterima oleh keluarganya di gerbang penjara Almoloya de Juarez.
“Jika mereka tidak memberikan tekanan dengan mogok makan, saya tidak akan berdiri di sini hari ini,” tuntas Valdovinos.