MATA INDONESIA, JAKARTA – Rizieq Shihab sudah melekat dengan Front Pembela Islam (FPI). Tapi, bukan hanya Rizieq Shihab, ada beberapa tokoh lain yang ada di belakang FPI.
Selain Rizieq Shihab, terdapat nama lain seperti Habib Idrus Jamalullail, Kyai Haji Fathoni, KH. Misbahul Anam, dan KH. Cecep Bustomi. Tokoh-tokoh tersebut dikenal sebagai mubaligh paling keras pada zaman Orde Baru.
Khusus Habib Idrus Jamalullail, dia turut menjadi sorotan terutama saat terjadi penangkapan pada Rizieq Shihab setelah sebelumnya menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di markas besar FPI.
Habib Idrus Jamalullail adalah salah satu sesepuh pendiri FPI, bersama lima tokoh lainnya. Ia pernah meringkuk di penjara Orde Baru pada 1980-an karena dianggap mengkritik kemaksiatan pemerintah Soeharto, seperti yang dikutip riset SETARA Institute “Wajah Para Pembela Islam”.
Menurut Institut Studi Arus Informasi (ISAI), selain tokoh-tokoh tersebut, ada beberapa nama lain yang diduga berdiri di belakang FPI, seperti Kapolda Metro Jaya 1998-1999 Mayjen (Pol) Nugroho Djayoesman dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Djaja Suparman.
FPI juga dianggap dekat dengan TNI karena FPI diduga adalah bagian dari Pam Swakarsa yang digagas oleh TNI. Kedekatan ini juga terlihat dalam aksi demonstrasi tandingan yang dilakukan FPI melawan mahasiswa penentang RUU Keadaan Darurat/RUU PKB yang diajukan Mabes TNI kepada DPR pada 24 Oktober 1999.
Dukungan-dukungan seperti itu diduga memiliki pengaruh politik yang digunakan sebagai metode FPI untuk masuk ke dalam politik praktis. Fakta yang lebih mencengangkan justru muncul pada 2011, ketika adanya bocoran dokumen dari Wikileaks yang menyebutkan bahwa kepolisian adalah salah satu pihak yang mendanai FPI.
FPI dianggap sebagai attack dog bagi pihak kepolisian, sehingga bisa mengurangi kritik pelanggaran HAM terhadap institusi kepolisian. Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutanto yang saat itu menjadi Kapolri menganggap FPI bermanfaat sebagai attack dog.
Reporter : Afif Ardiansyah