MATA INDONESIA, JAKARTA – Pertemuan dengan Paus Fransiskus nampaknya meninggalkan kesan tersendiri bagi Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Ia pun tak ragu melontarkan pujian kepada pemimpin Gereja Katolik sedunia tersebut.
“Suatu kehormatan bisa bertemu langsung dengan Paus Fransiskus. Sudah dua kali saya bertemu dan dialog singkat dengan Paus. Pertama dalam ulang tahun lembaga Saint Egidio, kedua saat acara Faith and Science Toward COP 26. Saya melihat sosok Paus yang humanis dan humoris,” katanya dalam akun Twitter @Abe_Mukti seperti dilihat, Jumat 8 Oktober 2021.
Suatu kehormatan bisa bertemu langsung dengan Paus Fransiskus.
Sudah dua kali saya bertemu dan dialog singkat dengan Paus. Pertama dalam ulang tahun lembaga Saint Egidio, kedua saat acara Faith and Science Toward COP 26.
Saya melihat sosok Paus yang humanis dan humoris. pic.twitter.com/IYfA0sDlil
— Abdul Mu'ti (@Abe_Mukti) October 6, 2021
Menukil situs Muhammadiyah, Mu’ti menjadi salah satu tokoh dunia yang hadir membahas peran agama dan pendidikan dalam upaya membentuk masa depan perdamaian umat manusia di Vatikan. Mu’ti juga membeberkan mengenai usaha-usaha Muhammadiyah.
Ia menegaskan bahwa kerusakan alam, apa pun sebabnya, merupakan tanggung jawab semua manusia. “Dalam ajaran Islam, manusia adalah khalifah Allah yang bertanggung jawab untuk mewujudkan dunia yang sejahtera dan aman. Tingkah laku manusia terhadap alam merupakan pembeda dari kualitas kesalehan,” ujarnya.
Mu’ti menjelaskan kepada para tokoh dunia bahwa Muhammadiyah bergerak progresif. Muhammadiyah memasukkan isu alam sebagai salah satu program prioritas dalam Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015.
“Dalam hal ini, Muhammadiyah memiliki lima program. Pertama, menerbitkan setidaknya dua buku yaitu Fikih Air dan Fikih Lingkungan. Buku-buku ini menguraikan teologi Islam, hukum, dan tanggung jawab atas air dan alam. Kedua, mengorganisir gerakan lokal untuk menyelamatkan alam melalui sedekah sampah. Ketiga, mendidik masyarakat untuk lebih peka, peduli, ramah, dan konstruktif terhadap lingkungan,” katanya.
Keempat, bergabung advokasi publik untuk pelestarian alam dan lingkungan melalui undang-undang khususnya yang berkaitan dengan pertambangan, deforestasi, dan pemukiman yang dalam konteks Indonesia telah menjadi penyebab utama masalah alam dan lingkungan.
“Kelima, Muhammadiyah mendorong eksplorasi sumber energi alternatif seperti matahari, gelombang, dan angin untuk mengurangi dan menghemat konsumsi energi bahan bakar fosil,” ujarnya.
Abdul Mu’ti kemudian menjelaskan bahwa Muhammadiyah telah mengembangkan kemitraan dengan berbagai organisasi nasional dan internasional, seperti International Network of Engaged Buddhism (INEB), Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, dan organisasi lainnya.
“Muhammadiyah menghimbau tanggung jawab global, tindakan, dan kerjasama untuk menyelamatkan dan memelihara alam untuk kelangsungan bumi, kemakmuran, dan keberlanjutan dunia,” katanya.