MATA INDONESIA, JAKARTA-Ketua Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik Global, Guntur Subagja mengatakan saatnya Indonesia mengembangkan ekonomi utama (core economy) yang fokus pada sektor pertanian dan perikanan serta sektor ekonomi kreatif.
Karena dia melihat potensi yang sangat besar di dua sektor tersebut dan bisa dikembangkan.
“Pertanian, khususnya pangan untuk memenuhi kebutuhan nasional, tanpa harus mengimpor,” ujar Ketua Umum Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani).
Dikatakannya, tantangan dan dampak pandemi covid-19 cukup berat. UMKM banyak yang tutup, kemiskinan meningkat dan pengangguran bertambah. Karena itu perlu inovasi dan kreativitas mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang potensial.
Mengutip data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dia menyebutkan sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp 1,105 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Kontribusi ini menjadikan Indonesia menjadi peringkat ketiga ekonomi kreatif dunia, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Ekonomi kreatif juga menyerap 17 juta tenaga kerja.
“Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi kreatif, saya mengajak milenial belajar dari Korea Selatan yang sukses mengemas seni dan budaya menjadi industri kreatif yang menembus pasar global,” katanya.