MINEWS, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan tertekan di awal perdagangan awal pekan depan, 5 Agustus 2019.
Sebagai informasi, pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu, Rupiah melemah 0,55 persen pada posisi Rp 14.185 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih akan dipicu oleh beberapa sentimen dari luar negeri di antaranya,
Pertama, soal cuitan Presiden AS Donald Trump yang mengancam menerapkan bea masuk sebesar 10 persen kepada produk impor China sebesar 300 miliar dolar AS.
Kebijakan tersebut cukup mengejutkan karena sehari sebelumnya bank sentral AS The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan Fed Rate sebesar 25 basis poin.
“Sangat mungkin China akan murka dan melancarkan serangan balasan balik mengenakan bea masuk terhadap produk-produk asal AS,” ujar Ibrahim, Jumat 2 Agustus 2019.
Kedua, genderang perang dagang antara Jepang dan Korea Selatan juga mulai dibunyikan setelah Jepang menghapus negara ginseng itu dari daftar negara permudahan perdagangan (whitelist).
Ibrahim menjelaskan bahwa Jepang beralasan Korea Selatan telah gagal mengendalikan ekspornya dan pembicaraan selama tiga tahun seakan jalan di tempat.
“Selain itu, ada penurunan kepercayaan karena pengadilan Korea Selatan memutuskan bahwa sejumlah perusahaan Jepang wajib membayar kompensasi atas kerja paksa pada masa perang dunia II,” kata dia.
Ketiga, pemerintahan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sudah menyiapkan anggaran 2,1 miliar poundsterling untuk berjaga-jaga jika terjadi No Deal Brexit. Anggaran itu akan dipakai untuk fasilitasi dunia usaha, mempermudah arus keluar-masuk barang di pabean, sampai menjaga pasokan obat-obatan di dalam negeri.
“No Deal Brexit, meski sudah dipersiapkan, diperkirakan tetap bakal memukul perekonomian Negeri Ratu Elizabeth. Berdagang dengan negara-negara Uni Eropa akan lebih sulit, karena dikenakan bea masuk. Padahal Uni Eropa adalah mitra dagang utama Inggris,” kata Ibrahim.
Ia memprediksi transaksi pada Senin nanti, rupiah di perkirakan masih akan melemah di range Rp 14.180 per dolar AS hingga Rp 14.240 per dolar AS. (Krisantus de Rosari Binsasi)