Sebanyak 54 TKI di Kamboja disekap, Ganjar Pranowo Minta Tim Jemput Warga Negara Kita

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapatkan laporan adanya 54 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kamboja yang disekap dan dirinya menegaskan warga negara Indonesia tersebut harus segara di jemput dan diselamatkan.

Dalam unggahan di akun twitter pribadinya, Ganjar menjelaskan laporan yang didapatnya melalui akun instagram miliknya dan langsung meneruskan laporan itu kepada Dinas Ketenagakerjaan Jawa Tengah.

“54 TKI Disekap di Kamboja? Harus Kita Selamatkan

Kemarin ada akun yang komen di IG saya. Mengabarkan bahwa 54 TKI disekap di Kamboja. Langsung saya cc ke akun @disnaker_jateng tuk ditindaklanjuti,” tulisnya melalui akun twitter pribadinya pada Kamis 28 Juli 2022.

Saat ini pihak KBRI Kamboja telah bekerja sama dengan kepolisian Kamboja untuk membantu proses pembebasan Tenaga Kerja Indonesia. Ganjar juga melakukan penelusuran terdapat akun yang melapor dan mendapatkan salah satu WNI yang di sekap.

WNi tersebut berinisial ME yang merupakan warga Jakarta kelahiran Solo, berdasarkan pengakuannya ME dan TKI lainnya telah berada di Kamboja sekitar 3 minggu dan dijanjikan gaji yang tinggi oleh penyalur yang ternyata tidak terdaftar secara resmi.

“ME bilang, mereka sudah 3 minggu di Kamboja. Mereka dijanjikan pekerjaan dgn gaji tinggi oleh penyalur yang ternyata tidak terdaftar resmi,” tulis Ganjar.

Para penyalur menggaet WNI dengan modus pemberangkatan secara unprosedural yakni menggunakan agency perseorangan dan setiap WNI yang berangkat berasal dari agency yang berbeda hingga akhirnya mereka merasa tertipu karea lokasi penempatan tidak sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya.

“Mrk baru tau apa pekerjaannya setelah sampe sana. Ternyata mrk disuruh kerja sebagai operator telepon. Jadi mrk disuruh menawarkan investasi bodong ke orang-orang Indonesia. Karena tidak mau melakukan pekerjaan itu, mereka pun mendapat perlakuan tidak manusiawi,” jelasnya.

ME menjelaskan bahwa mereka dituntut bekerja dari pukul 10.00 pagi hingga 23.00 malam, selama disana ME juga tidak mendapatkan gaji dan tidak bisa pulang ke Indonesia karena paspornya di tahan oleh perusahaan hingga diketahui beberapa kali mereka mendapatkan kekerasan fisik.

Berdasarkan pengakuan ME 54 orang yang disekap hanya berada di divisinya saja namun ada ratusan orang lainnya dari seluruh perusahaan yang sudah tinggal di Kamboja selama 2-3 bulan. Saat ini, Disnaker Dubes RI d kamboja telah mendapat informasi bahwa ada 260 orang WNI yang merasa tertipu.

“Saya mendorong perkara ini ditindaklanjuti serius oleh Kemenlu. Segera terjunkan tim untuk menjemput saudara-saudara kita. Selamatkan orangnya dulu, perkara lain-lain dan edukasi soal penyalur ketenegakerjaan resmi dll kita lakukan kemudian,” tutup Ganjar.

Kabar ini kian mencuat dan menjadi perbincangan di twitter dengan jumlah tweet sebanyak 5.581 terhitung Jumat 29 Juli 2022 pukul 10.23 WIB.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini