Satu Warganya Ditangkap Militer Myanmar, Australia Berang

Baca Juga

MATA INDONESIA, CANBERRA – Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mendesak otoritas Myanmar untuk segera membebaskan Sean Turnell, seorang ekonom dan penasihat untuk pemimpin yang digulingkan, Aung San Suu Kyi.

Pada Sabtu (6/2), Turnell mengatakan bahwa ia ditahan. Ini menjadi penangkapan warga negara asing pertama yang diketahui sejak kudeta militer 1 Februari yang menggulingkan pemimpin de fakto Aung San Suu Kyi.

Payne juga mengungkapkan bahwa Australia melalui duta besarnya yang berada di Myanmar telah melakukan kontak dengan Turnell. Negeri Kangguru, menurutnya, akan memberikan dukungan ekstensif terhadap warga negaranya di mana pun berada.

“Kami telah menyerukan pembebasan Professor Turnell, warga negara Australia dari penahanan di Myanmar. Kedutaan kami telah memberikan dukungan ekstensif kepada Profesor Turnell selama cobaan berat ini,” kata Payne, melansir Reuters, Senin, 8 Februari 2021.

Sean Turnell merupakan profesor ekonomi di Macquarie University Sydney dan menjabat sebagai penasihat Aung San Suu Kyi untuk sektor ekonomi selama beberapa tahun.

Akan tetapi, Payne tidak memberikan rincian di mana Turnell ditahan. Namun, ia sebelumnya sempat mengatakan bahwa seorang warga Australia yang tidak disebutkan namanya ditahan sebuah kantro polisi.

Usai penangkapan terhadap Aung San Suu Kyi dan sejumlah pemimpin senior dari partai yang berkuasa, warga Myanmar dari berbagai kalangan melakukan demo besar-besaran, menuntut militer membebaskan para tahanan dan mengembalikan kekuasaan.

“Saya kira Anda akan segera mendengarnya, saya ditahan. Dituntut dengan sesuatu, tetapi tidak yakin apa. Saya baik-baik saja dan kuat, dan tidak bersalah atas apa pun,” kata Turnell pada Sabtu, sebelum ia ditahan oleh militer Myanmar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini