Sandiaga Uno Deklarasikan Tim Relawan Bersatu Lawan Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sekitar 300 orang bergabung dalam tim relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19. Relawan ini secara resmi dideklarasikan pada Rabu, 22 April 2020 di kawasan Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Selain wilayah Jabodetabek, tim ini juga tersebar di 7 kota lainnya yaitu di Bali, Semarang, Jawa Barat, Makassar, Banten, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Mereka mengikuti jalannya deklarasi secara streaming.

Ketua Umum Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19 Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, kegiatan ini tetap mengedepankan aturan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Kita semua yang hadir disini tetap mengacu pada protokol kesehatan, semua pakai masker, semua menjaga jarak, menjaga jarak fisik. Saya apresiasi untuk teman-teman relawan,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Kata dia, panitia mengatur tempat duduk antara antar relawan yang hadir dengan jarak 2 meter. Seluruh relawan yang hadir juga mengenakan masker. Sebelum memasuki area kegiatan, relawan juga disemprot cairan antiseptic serta mewajibkan cuci tangan di pintu masuk.

“Kegiatan rapid test masal juga menerapkan sosial distancing dengan memberikan jarak 1,5 meter antar warga yang secara bergilir untuk mengikuti rapid test,” katanya.

Ketua Umum Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19 Sandiaga Salahudin Uno ketika meninjau kegiatan rapid test di kawasan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu 22 April 2020 (Minews.id/Kris)

Sandi yang juga mengungkapkan bahwa kegiatan relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19 ini semata-mata bertujuan untuk membantu pemerintah dalam penanggulangan Covid-19. Relawan ini membantu tenaga medis menggelar rapid test masal Covid-19 untuk masyarakat.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Budi Gunawan (BG), perwakilan BNPB hingga TNI/Polri. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan nyata bagi para relawan.

Budi Gunawan ikut mengapreasiasi pembentukan tim relawan ini. Ia mengatakan bahwa dunia saat ini sedang berhadapan dengan wabah corona yang telah menjadi pandemi dan sekaligus menjadi krisis dalam bidang kesehatan.

“Ini sebuah sebagai wujud kepedulian dan peran serta pemerintah dalam penanganan covid-19. Covid-19 ini sebagai lawan kita bersama. Oleh karenanya dengan bergabungnya komponen kekuatan masyarakat lewat relawan Indonesia bersatu, kita optimis penanganan terhadap covid-19 akan semakin baik,” ujarnya.

Ia lalu menganjurkan agar semua pihak perlu menerapkan disiplin diri dengan tetap mematuhi anjuran pemerintah. Masyarakat juga diharapkan untuk ikut bergotong royong dan memiliki kepedulian sosial terhadap sesama yang membutuhkan di tengah pandemi ini.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Budi Gunawan (BG) dan Sandiaga Uno ketika mengunjungi tempat pelaksanaan Rapid test di kompleks Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu 2 April 2020 (Minews.id/Kris)

Seusai deklarasi tim relawan ini, sejumlah langkah konkrit untuk menghalau corona pun diterapkan. Salah satunya dengan mengadakan rapid test massal di kawasan wisma atlet. “Kalau tidak salah ini disiapkan sampai 5.000 alat tes massal,” kata Budi Gunawan.

Selain itu, ada juga pembagian 10.000 paket sembako dan jutaan masker. Kemudian akan dilanjutkan dengan pembagian disinfektan ke seluruh kota di Indonesia. “Dan akan ada juga lab mobile yang akan menjadi kekuatan tambahan bagi tim relawan ini,” ujarnya.

Budi Gunawan pun kian optimis atas penanganan wabah ini, asalkan dijalankan secara bersama-sama. “Kami yakin kalau hal ini dilakukan bersama dan situasinya landai seperti ini, maka insya Allah di bulan Juli kita sudah bisa masuk ke fase ringan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini