MATA INDONESIA, JAKARTA – Aktivis Muslim India sekarang sangat ketakutan jika mengetahui buldozer berjalan ke arah rumah mereka.
Alat berat salah satunya untuk membangun rumah, bagi mereka kini menjadi alat untuk menghancurkan rumah sebagai bentuk hukuman kepada mereka.
Dalam beberapa minggu belakangan pemerintah menghancurkan rumah-rumah keluarga aktivis Muslim.
Menurut laporan France24, seorang anggota keluarga aktivis Muslim di Prayagraj, Mohammad Umam berusia 30 tahun.
Ayahnya, Javed Mohammad, adalah pengusaha, aktivitas dan anggota Partai Kesejahteraan India.
Partai itu adalah oposisi Muslim di Uttar Pradesh, daerah yang dikuasai Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) Perdana Menteri Narendra Modi.
Adiknya, Afreen Fatima, telah menjadi pemimpin mahasiswa pada 2019, ketika protes terhadap undang-undang amandemen kewarganegaraan kontroversial pemerintah Modi meletus di kampus-kampus di ibu kota, New Delhi.
Fatima, sekarang 24, telah lulus dan saat ini menjadi aktivis dan asisten peneliti yang berbasis di India di Proyek Polis, sebuah organisasi penelitian dan jurnalisme yang berbasis di New York.
Hanya dalam dua jam rumah tembok mereka rata dengan tanah membuat Umam, ayah dan adiknya seketika itu juga menjadi tunawisma.
Sementara BBC melaporkan, Alok Joshi, jurnalis senior menyebut buldozer itu sebagai alat penghukum di India dalam dua tahun terakhir.
Selain Umam, penjahat terkenal Vikas Dubey yang dituduh membunuh delapan polisi, dan geng politisi Mukhtar Ansari, rumahnya juga digusur.
Video penghancuran properti mereka kembali diputar di televisi nasional dan membuat pemerintah dikagumi oleh warga “karena mengambil sikap tegas kepada penjahat”.
Gesekan Islam-Hindu semakin menguat dengan pernyataan dua juru bicara partai berkuasa India, Bharatiya Janata Party (BJP), yang menghina Nabi Muhammad dan istrinya Sayyidah Aisyah.
Komentar dua pejabat BJP itu hingga menggemparkan Muslim India dan negara Islam yang ramai-ramai melayangkan protes ke India.