RUU BPIP Perkuat Ideologi Pancasila

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kehadiran RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) beberapa waktu lalu sempat dikritik dan diprotes oleh banyak kalangan. Lantas rancangan regulasi ini digantikan dengan RUU Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Menurut Pemerhati Politik Saddam Al Jihad, RUU BPIP perlu didukung dan dibuka ruang intelektualisasi agar masyarakat tidak terprovokasi kembali.

“RUU BPIP menjadi paket komplit untuk memperkuat Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Mata Indonesia, Sabtu 8 Agustus 2020.

Saddam lalu mengungkapkan bahwa ada 2 hal yang menjadi keharusan mendukung RUU BPIP. Yang pertama, RUU ini berlandaskan TAP MPRS no. 25 tahun 1966 tentang pelarangan Partai Komunisme Indonesia (PKI) dan ajaran Komunisme, Marxisme, dan Leninisme.

“Artinya fondasi kelembagaan menjadi kuat dan tegas dengan mengangkat landasan tersebut dan hal ini menunjukkan keberpihakan negara terhadap Pancasila,” kata penulis Buku Pancasila Ideologi Dunia tersebut.

Yang kedua, RUU BPIP bisa menjadi kekuatan untuk setiap elemen masyarakat berkolaborasi. Bahkan secara legal bisa memperkuat Permenristekdikti 55 tahun 2018 untuk pembinaan Ideologi Pancasila di kampus.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada celah bagi siapapun yang anti Pancasila di Indonesia, dan kalau nada nya masih menolak RUU BPIP itu tandanya reaktif dan provokatif oleh segelintir pihak.

“Jika ada yang berkeberatan dengan sebuah kebijakan, semestinya narasi demokrasi yang dibangun untuk membuka ruang intelektualisasi, bukan membangun narasi provokasi,” ujarnya.

Sebelumnya di tahun 2018, Saddam pernah mengusulkan tentang pembinaan Ideologi Pancasila di Kampus untuk memperkuat kultur Pancasila di kampus. Hal ini kemudian menjadi pendorong bagi penerbitan Permenristekdikti 55 tahun 2018 tentang UKM pembinaan Ideologi bangsa di kampus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini