Rupiahmu Rusak Kena Banjir? Silahkan Tukarkan ke Bank Indonesia, Tapi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bagi seluruh warga Jabodetabek yang duitnya lecek ataupun rusak saat banjir kemaren, gak usah sedih ya. Soalnya Bank Indonesia (BI) sudah memberi jaminan untuk ditukar dengan yang baru lho. Nah, penukarannya bisa dilakukan di Bank Pemerintah atau Bank Sentral ya.

“Kalau penukaran rupiah bisa melalui bank terdekat atau ke BI,” ujar Oni Widajanarko, Direktur Eksekutif Kepala Deprtemen Komunitas BI, Kamis 2 Januari 2020.

Tapi, ada beberapa kriteria yang perlu diamati ya sebelum ditukar ke BI ya.

Pertama, keaslian pada rupiah harus bisa dikenali. Kedua, rusak dan terbelah menjadi dua bagian. Ketiga, keterangan nomor seri pada rupiah tersebut masih lengkap.

Tapi sayangnya untukmata uang asing (valuta asing/valas), kata Onny, tidak bisa ditukarkan meski rusak terkena banjir. Valas yang rusak akibat banjir juga tidak dapat ditukarkan pada penukaran mata uang asing (money changer).

“Penukaran uang hanya untuk rupiah saja, bukan untuk valuta asing. Tidak ada aturannya untuk menukar valas yang rusak, karena bukan diterbitkan dari BI,” katanya.

Onny juga mengatakan bahwa meski dilanda banjir, BI tetap memastikan bahwa sistem pembayaran dan operasi moneter akan berjalan dengan normal.

“BI akan berkoordinasi dengan perbankan dan lembaga/otoritas yang terkait, demi menjamin berjalannya layanan sistem pembayaran tunai dan nontunai secara aman dan lancar bagi masyarakat,” ujarnya.

Awal mula banjir di Jabodetabek terjadi dikarenakan intensitas hujan tinggi dan kiriman dari Bendungan Katulampa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Rabu, 1 Januari 2020.

Catatan di Badan Nasional Penanggulagan Bencana (BNPB) ada 169 titik banjir di wilayah Jabodetabek dan Banten. Sejauh ini, Jawa Barat memiliki titik banjir terbanyak, yaitu 97 titik, DKI Jakarta sebanyak 63 titik dan Banten sebanyak 9 titik.

Di Jawa Barat banjir terjadi di beberapa wilayah. Di Kabupaten Bekasi ada 32 titik, Kotabekasi 53 titik, dan Kabupaten Bogor ada 12 titik, sedangkan banjir di Provinsi Banten terjadi di Kota Tangerang sebanyak 3 titik dan Tangerang Selatan 6 titik.

Selain itu, banjir di DKI Jakarta jugaterbagi menjadi beberpa wilayah. Di wilayah Jakarta Barat terdapat 7 titik, Jakarta Pusat 2 titik, Jakarta selatan 39 titik, Jakarta Timur 13 titik, dan Jakarta Utara 2 titik. (Fitria)

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini