MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup menguat di akhir perdagangan Rabu, 17 Juni 2020. Mengutip data Bloomberg, rupiah berada pada posisi Rp 14.082 per dolar AS atau menguat tipis 0,05 persen.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan rupiah dibayangi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang tak separah dengan kondisi negara tetangga di kawasan Asia Tenggra, meski ada wabah corona (covid-19).
Pada kuartal II-2020 akan terjadi kontraksi ekonomi nasional akibat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan minus 3,1 persen.
“Ramalan tersebut dipandang lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya terutama di kawasan Asia Tenggara,” ujar Ibrahim Rabu sore.
Ibrahim juga mengatakan, ramalan IMF, Bank Dunia maupun OECD bisa berbeda dengan ramalan dari pemerintah, Namun bisa saja pertumbuhan ekonomi Indonesia akan di atas 1 persen di kuartal II 2020.
Hal itu bisa dilihat dari ekpektasi sebelum-belumnya, di antaranya Cadangan Devisa yang diramallkan turun tetapi mengalami peningkatan. Lalu NPI yang diramal turun, tetapi kenyataannya naik.
“Bisa saja ekspektasi IMF,Bank Dunia maupun OECD bisa di jadikan cambuk agar pemerintah dan Bank Indonesia lebih selektif dalam menjalankan regulasinya sehingga apa yang ditakutkan oleh ramalan tersebut tidak menjadi kenyataan,” katanya.