Rupiah Diramalkan Masih akan Menguat Kamis Ini

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diramalkan akan tetap menguat atas dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis 3 Oktober 2019.
Sebagai perbandingan, kemarin Rupiah ditutup melemah di level Rp 14.195 per dolar AS atau naik 0,13 persen.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim meramalkan bahwa hari ini rupiah masih bisa menguat tipis pada range Rp 14.165 hingga Rp 14.205 per dolar AS.
Ia mengatakan bahwa penguatan rupiah masih akan disebabkan oleh sejumlah faktor dari luar di antaranya sebagai berikut. Pertama, kekhawatiran investor tentang perlambatan ekonomi AS dan kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut di belakang melemahnya data manufaktur AS.
Laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan PMI manufaktur ISM turun menjadi 47,8, level terendah dalam 10 tahun.
“Data tersebut menunjukkan bahwa sektor manufaktur AS mengalami kontraksi pada bulan September ke level terlemah dalam lebih dari satu dekade karena kondisi bisnis semakin memburuk di tengah perang perdagangan antara AS dan China,” ujar Ibrahim.

Kedua, soal aksi demo di Hongkong. Peragaan yang menandai 70 tahun pemerintahan Komunis di China sebagian besar dibayangi oleh protes di Hong Kong, ketika seorang demonstran ditembak oleh polisi, untuk pertama kalinya sejak kerusuhan politik dimulai pada Juni.

Pemimpin China Xi Jinping mengatakan pada bahwa prinsip “satu negara, dua sistem” di mana Hong Kong dikelola harus ditegakkan dan bahwa “tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan orang-orang Tiongkok dan bangsa China maju terus,” .

Ketiga, dalam episode terbaru dari Brexit, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengungkapkan tawaran Brexit terakhirnya kepada Uni Eropa tidak akan bernegosiasi lebih lanjut jika kesepakatan tidak dilangsungkan.

Sementara dari dalam negeri, pergerakan rupiah juga dibayangi oleh menurunnya tensi politik dalam negeri pasca demonstrasi RUU KUHP dan Revisi UU KPK.

“Serta terpilihnya Puan Maharani dari partai pendukung pemerintah sebagai ketua DPR sedikit meredakan pasar, sehingga kedepan tidak ada lagi gesekan antara pemerintah dan DPR,” ujarnya.

Disamping itu, Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF Rabu 2 Oktober 2019 ini. “Ini jadi kekuatan tersendiri bagi mata uang garuda. Walaupun indek dollar terus menguat tetapi rupiah tetap kokoh di zona positif,” katanya.

Berita Terbaru

Kenaikan PPN 1% Tidak Berdampak Negatif: Pemerintah Pastikan Kebutuhan Pokok Masyarakat Terlindungi

Jakarta – Sejumlah pihak menyambut positif rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% menjadi 12% pada tahun...
- Advertisement -

Baca berita yang ini