MINEWS.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diramalkan bakal melemah tipis pada perdagangan Selasa 3 September 2019.
Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim memprediksikan mata uang Garuda akan kembali melemah tipis dengan sekitar di level Rp 14.168 hingga Rp 14.233 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sebagai perbandingan, Rupiah pada akhir perdagangan Senin 2 September 2019 melemah ke posisi Rp14.194 atau turun 0,06 persen.
Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah hari ini tetap akan dibayangi sejumlah sentimen postif dari eksternal.
Sentimen tersebut antara lain sebagai berikut;
Pertama, soal kekhawatiran atas eskalasi terbaru perang dagang AS dan China yang membuat pasar kembali bergolak mulai 1 September kemarin.
Kedua, soal indeks Manajer Pembelian Manufaktur Umum Caixin China (PMI) mencatat kenaikan menjadi 50,4 pada Agustus atau naik dari 49,9 pada Juli. PMI non manufaktur juga resmi naik untuk pertama kalinya dalam lima bulan menjadi 53,8 pada Agustus dari 53,7 pada Juli.
Ketiga, kondisi politik di Inggris yang belum menentu memungkinkan negara tersebut keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan. Maka dengan sendirinya ekonomi Inggris Raya akan terguncang sehingga akan berdampak terhadap ekonomi anggota Uni Eropa salah satunya German.
Bank Sentral Eropa (ECB) dalam pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada 12 September kembali akan memangkas suku bunga.
Sementara dari dalam negeri, sentimennya berupa angka inflasi Indonesia pada Agustus 2019 sebesar 0,12 persen lebih rendah dibandingkan ekspektasi para analis di 0,16 persen. Jumlah ini juga lebih endah dibandingkan inflasi Juli sebesar 0,31 persen.
“Artinya, ekonomi dalam negeri masih bisa terkendali walaupun harga cabe dan emas melambung tinggi dan terrus diterjang sentimen eksternal seperti perang dagang dan Brexit. Dan ini menandakan BI dalam pertemuan bulan September harus menahan suku bunga acuan alias tetap,†kata Ibrahim.