Rupiah Berbalik Melemah Sore ini

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Selasa 10 September 2019 berbalik melemah atas dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang garuda melemah 0,14 persen ke posisi Rp 14.050 per dolar AS. Hari ini rupiah bergerak di rentang Rp 14.025 hingga Rp 14.055 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.031 per dolar AS atau menguat dibanding Rabu kemarin, yakni Rp14.092 per dolar AS.

Mengutip data RTI bussines, mata uang negara-negara Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yuan China menguat 0,16 persen, dolar Singapura 0,02% persen. Sementara yen Jepang turun 0,07 persen.

Mata uang negara maju, seperti dolar Australia, Euro dan Poundsterling malah melemah atas dolar AS masing-masing turun 0,07 persen, 0,02 persen dan 0,15 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan rupiah hari ini kembali melemah akibat indeks dolar yang mengalami penguatan.

“Pasar masih ragu dan menunggu kepastian kebijakan moneter dari hasil pertemuan
European Central Bank (ECB) yang akan dirilis pada Kamis nanti,”ujarnya, sore ini.

Ia melanjutkan, ECB diprediksi memangkas suku bunga deposito perbankan dan menggelontorkan stimulus, termasuk pembelian obligasi kembali. Hal ini dilakukan guna mendorong ekonomi negara di zona Euro yang tengah mengalami perlambatan.

Sentimen lain, kata Ibrahim, datang dari ekspektasi bahwa Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas tingkat suku bunga acuan dalam pertemuannya pekan depan.

“Ekspektasi tersebut datang seiring dengan lemahnya pasar tenaga kerja AS,” kata Ibrahim.

Selain itu, sentimen juga datang dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang tengah kehilangan upaya lain untuk mengadakan pemilihan umum. Ini berarti pemilihan tidak akan diadakan setelah batas waktu Brexit 31 Oktober 2019.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini