Rupiah Balik Melemah Tipis Imbas Data WHO Soal Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup melemah di akhir perdagangan Selasa, 3 Maret 2020.

Mengutip data RTI Bussines, rupiah ditutup pada posisi Rp 14.282 per dolar AS atau melemah Rp 0,12 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan mata uang garuda disebabkan oleh sejumlah sentimen dari luar negeri antara lain sebagai berikut.

Pertama, soal respon dari sejumlah Bank Sentral soal kasus corona. Misalnya Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunga resmi (OCR) sebesar 25bps ke rekor terendah 0,50 persen.

Sementara Bank Sentral AS (The Fed) baru-baru ini juga berencana untuk memangkas suku bunganya dalam beberapa bulan ke depan, sebagai upaya untuk menstabilkan perekonomiannya. Langkah yan sama juga diterapkan oleh Bank of Japan (BoJ).

“Begitupun, Bank of England juga mengeluarkan pernyataan yang sama pada Senin kemarin. BoJ akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas keuangan di Inggris karena kepanikan yang disebabkan oleh virus corona,” ujar Ibrahim sore ini.

Kedua, menurut laporan WHO, lonjakan kasus corona di luar Cina dikabarkan 9 kali lebih tinggi dibandingkan di Cina dalam 24 jam terakhir.

“Lonjakan kasus masih terjadi di tiga negara yaitu Korea Selatan (4.335 kasus), Italia (2.036 kasus) dan Iran (1.501),” kata Ibahim.

Sementara dari dalam negeri, untuk tetap menjaga stabilitas rupiah, BI telah mengeluarkan lima paket kebijakan yang direspon positif oleh pelaku pasar.

Paket kebijakan tersebut antara lain Pertama BI akan meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan. Kedua menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk valas dari 8% menjadi 4% dari DPK. Ketiga, GWM untuk rupiah pun juga diturunkan 50 bps. Kebijakan ini akan efektif per 16 Maret nanti.

Keempat BI memperluas cakupan underlying investor asing dalam melakukan lindung nilai (hedging) termasuk jika ingin masuk ke pasar DNDF. Kelima, BI memperbolehkan investor global untuk menggunakan jasa bank kustodi asing maupun domestik dalam berinvestasi di Indonesia. Dengan kelonggaran ini, diharapkan dapat memompa likuiditas di pasar.

“Dengan paket kebijakan tersebut mata uang garuda dalam penutupan perdagangan sore ini ditutup melemah tipis karena pasar merespon data eksternal terutama laporan WHO tentang lonjakan virus corona,” ujar Ibrahim.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kondusifitas Kamtibmas Pilkada Papua 2024 Terjamin, Aparat Keamanan Mantapkan Kesiapan

PAPUA — Kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Papua 2024 terjamin, seluruh jajaran...
- Advertisement -

Baca berita yang ini