Ronaldo Merasa Dikhianati Inter Milan

Baca Juga

MATA INDONESIA, MILAN – Ronaldo Nazario da Lima tak merasa berkhianat saat memilih bergabung dengan AC Milan. Pasalnya, dia tak kunjung mendapat jawaban dari manajemen ketika ingin kembali ke Inter.

Ronaldo bergabung ke Inter dari Barcelona di 1997. Bersama Nerazzurri, pemain asal Brasil berkembang menjadi salah satu pemain terbaik dunia. Sayang, perjalanan Ronaldo di Giuseppe Meazza sering dihambat cedera panjang.

Pada 2002, Inter memutuskan menjual Ronaldo ke Real Madrid dan menjadi salah satu pemain termahal dunia kala itu. Pria berkepala plontos itu sebenarnya tak ingin hengkang dari Inter.

Januari 2007, Ronaldo punya kesempatan kembali ke Inter. Tapi, manajemen Inter tak kunjung memberikan jawaban hingga akhirnya AC Milan datang mengajukan tawaran. Dengan terpaksa, Ronaldo menerima tawaran Rossoneri.

“Silvio Berlusconi dan Adriano Galliani saat itu sangat menginginkan saya. Hubungan dengan mereka hingga saat ini masih membuat saya tersenyum. Saya tetap menghormati mereka,” ujar Ronaldo, dalam wawancara bersama Sport Week.

“Pada saat itu saya ingin kembali ke Inter Milan. Saya melakukan segalanya agar bisa kembali ke Inter Milan. Saya menuggu selama mungkin, tapi mereka tak kunjung memberikan jawaban. Artinya mereka tidak menginginkan saya,” tambah Ronaldo.

“Saat itu saya tak merasa berkhianat karena bergabung dengan Milan, tapi saya lebih merasa dikhianati Inter. Saat itu bukan pilihan populer yang saya ambil, tapi saya tak pernah takut,” tegas Ronaldo.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini