Ridwan Kamil Kritik Laga Liga 1 Digelar Malam Hari, Jangan Hanya Pikirkan Rating

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengkritik pertandingan Liga 1 yang digelar malam hari. Menurut dia, faktor keamanan lebih penting ketimbang hanya memikirkan rating televisi.

Buntut kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan Arema melawan Persebaya, ada 125 korban jiwa meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka. Polisi sempat meminta jadwal pertandingan dimajukan ke sore hari, tapi ditolak PT Liga Indonesia Baru (LIB), sebagai operator kompetisi.

“Jadi gini ya, kalau sepak bola main siang dengan main malam lebih aman main siang karena mengendalikan relatif lebih mudah, visual juga kelihatan. Jadi, jangan selalu dipaksakan malam,” ujarnya.

“Apalagi pilihan malamnya hanya gara-gara untuk mengejar tontonan TV lebih banyak. Keamanan kan harus nomor satu, dan ini kan buktinya seperti ini (ricuh). Susah mengendalikannya kalau harus selalu malam,” katanya.

“Bahkan polisi sudah meminta kan yang di Malang itu supaya digeser ke sore, tapi kan ditolak. Itu kan contoh karena harus selalu malam buat mengejar tontonan TV,” ucapnya.

Ridwan Kamil berharap, tragedi Kanjuruhan merupakan yang terakhir kali. Dia meminta semua pihak terkait melakukan introspeksi.

“Ini mah introspeksi untuk semua ya, tidak untuk saling menyalahkan. Tapi introspeksi bahwa apa yang kita lakukan selama ini hasilnya seperti itu. Karena harusnya ini jadi tontonan hiburan untuk warga,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini