Resmi: Tak Dapat Izin Polri, PSSI Tunda Lanjutkan Liga 1 dan Liga 2

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Rencanan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggelar lanjutan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 pada 1 Oktober dipastikan ditunda karena tak dapat izin keramaian dari Polri.

PT LIB, selaku operator kompetisi, berencana melanjutkan kompetisi yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19 pada Maret lalu. Semua klub sudah melakukan persiapan, termasuk menggelar tes swab jelang kompetisi dilanjutkan.

Tapi, Polri tidak mengeluarkan izin keramaian dengan alasan kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi. PSSI lapang dada menerima keputusan Polri dengan menunda melanjutkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2.

“Rencananya pertandingan pertama yang digelar adalah PSS vs Persik Kediri, tapi kita tahu bersama, kemarin Mabes Polri merilis bahwa sementara menunda mengeluarkan izin keramaian dengan pertimbangan kasus Covid-19 masih tinggi. Kita memang menyadari hal itu di lapangan,” kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, dalam jumpa pers virtual, Selasa 29 September 2020.

“Kami, dalam hal ini PSSI, menghormati dan memahami keputusan Polri yang belum mengizinkan atau menunda Liga 1 dan Liga 2 diputar. Sekali lagi, kami menghormati keputusan yang disampaikan Mabes Polri. Ini demi keselamatan, keamanan, dan kemanusiaan, itu yang paling utama,” ujarnya.

“PSSI mengapresiasi klub yang sudah bersemangat dan berkorban mempersiapkan tim demi kelanjutan kompetisi. Bahkan klub-klub luar Jawa sudah datang ke Jawa seperti di Yogyakarta dan Malang,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini