MATA INDONESIA, JAKARTA – Staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menyatakan pemerintah merealokasikan APBN melalui berbagai bantuan sosial sebesar Rp502,4 triliun.
Besaran subsidi yang fantastis tersebut, kata Arya, seharusnya patut mendapat apresiasi masyarakat Indonesia. Alih-alih memuji, kata Arya, masyarakat justru memprotes, melayangkan kritik pedas terhadap pemerintah terkait kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi ini.
“Kita harus pahami, anggaran tersebut darimana lagi, dari utang? Coba cari, tidak ada negara lain yang memberikan subsidi itu sebesar Rp500 Triliun, Malaysia cuma Rp100 Triliun, negara mana yang siap memberikan,” ujar Arya Sinulingga, Kamis 29 September 2022.
Arya memastikan langkah penyesuaian harga BBM merupakan pilihan sulit yang berat diambil pemerintah. Sebab menurutnya, kondisi ekonomi global saat ini tidak dapat diprediksi siapapun terutama akibat perang Rusia dan Ukraina.
“Masa usaha pemerintah yang begitu besar, kita tidak mau hargai. Kalau dulu tidak ada perang Rusia Ukraina, mungkin tidak akan ada kenaikan harga (BBM). Kita harus tahu juga kondisi pemerintah seperti itu. Pemerintah juga tidak ingin menaikkan harga BBM, cuma dari mana lagi uang itu diambil. Tidak ada yang bisa memprediksi kondisi ekonomi hari ini,” jelas Arya.