Gempa Jum’at Malam Akibat Batuan Bumi Sudah Keropos

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Gempa magnitudo yang mengguncang bagian selatan Jawa hingga barat Sumatera, Jum’at 2 Agustus 2019 malam menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) diakibatkan oleh lapuk dan keroposnya batuan di Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Menurut keterangan tertulis PVMBG, pelapukan yang menimbulkan gempa dengan magnitudo 7,4 sekitar pukul 19.03 WIB tersebut karena batuan sedimen yang tersusun di pusat gempa itu adalah batuan sedimen berumur Kuarter atau sekitar 600 ribu tahun.

Selain batuan berumur Kuarter, pusat gempa tersebut juga terdiri dari batuan berumur Tersier yang berusia 10 juta tahun sehingga kini mulai lapuk.

Dengan lapuknya susunan batuan tersebut membuatnyanya menjadi terurai dan lepas sehingga memperkuat efek guncangan pada gempa bumi.

Akibatnya Lempeng Indo-Australia menghunjam ke bawah Lempeng Eurasia sehingga menimbulkan gempa yang dirasakan di Bengkulu hingga Cilacap, Yogyakarta bahkan Malang.

Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Namun, PVMBG mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat.

Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan akibat lapuk dan keroposnya batuan bumi, meskipun berkekuatan lebih kecil.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini