MATA INDONESIA, RIYADH – Penguasa de facto Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) menyatakan bahwa ia melihat Israel sebagai sekutu potensial dan bukan sebagai musuh. Namun, sang putra mahkota menegaskan bahwa Israel harus menyelesaikan konfliknya dengan Palestina terlebih dahulu.
“Kami tidak melihat Israel sebagai musuh,” kata putra mahkota, Mohammed bin Salman selama wawancara dengan The Atlantic, melansir Middle East Eyes, Jumat, 4 Maret 2022.
“Kami memandang mereka sebagai sekutu potensial, dengan banyak kepentingan yang dapat kami kejar bersama. Tetapi kami harus menyelesaikan beberapa masalah sebelum mencapai itu,” sambungnya.
Pernyataan sang pangeran menandai pergeseran halus dari garis resmi Saudi, yang telah lama menyatakan bahwa Israel dan Arab Saudi dapat menjalin hubungan setelah menyelesaikan konfliknya dengan Palestina. Namun, mungkin bukan persahabatan.
Terlepas dari tidak adanya hubungan resmi, Arab Saudi mengizinkan penerbangan Israel-UEA melintasi wilayahnya pada 2020. Pesawat El Al Israel Airlines milik Perdana Menteri Israel Naftali Bennett terbang melalui wilayah udara Saudi ketika ia mengunjungi Abu Dhabi pada akhir tahun lalu.
Berbicara mengenai kesepakatan normalisasi dengan Israel yang ditandatangani oleh negara-negara Teluk, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) tahun 2020, MBS mengatakan setiap negara memiliki hak untuk melakukan apa yang dianggap bermanfaat.
“Setiap negara memiliki kemerdekaan untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, berdasarkan pandangan mereka, dan mereka memiliki hak penuh untuk melakukan apa pun yang menurut mereka berguna bagi UEA,” tuturnya.
Arab Saudi telah lama mengkondisikan normalisasi hubungan dengan Israel demi menyelesaikan konflik Israel-Palestina dan memulihkan hak-hak Palestina.