Puncak Gelombang Ketiga Covid-19 Akhir Tahun 2021

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perkiraan puncak gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi pada akhir ytahun 2021.

Epidemiolog Universitas Indonesia mengingatkan meski sekarang kasus positif di Indonesia sudah menurun dan keluar dari zona merah, namun beberapa kali lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi setelah melewati libur panjang.

Saat ini saja, berdasarkan pantauan Kementerian Kesehatan, tingkat mobilitas masyarakat saat ini sudah jauh meningkat. Mobilitas di hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan. Bahkan, tingkat mobilitas di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sudah melampaui level sebelum pandemi.

Terlebih lagi saat nanti menghadapi hari libur keagamaan serta mendekati libur tahun baru, mobilitas masyarakat akan semakin tinggi. Jika demikian, maka ancaman gelombang ketiga Covid-19 juga semakin besar jika capaian vaksinasi tidak sampai 50 persen pada Desember 2021.

”Prediksi Desember (2021) – Januari (2022) itu kemungkinan puncak gelombang ketiganya,” kata Tri dalam keterangan tertulisnya melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

Tri menambahkan, kalaupun capaian vaksinasi bisa samapai 50 persen, tetapi lonjakan kasus masih bisa tetap terjadi ketika mobilitas masyarakat jika tidak dibatasi di periode libur panjang akhir tahun ini.

Dalam skenario tersebut, Tri menegaskan, prediksi lonjakan kasus atau puncak gelombang ketiga diperkirakan akan terjadi selambat-lambatnya pada Maret 2022.

Adapun, selain mobilitas yang tinggi, puncak gelombang ketiga nanti juga akan terjadi jika penelusuran kontak lambat dan pengawasan saat pasien Covid-19 isolasi mandiri lemah.

Ketiga hal tersebut akan membuat terjadinya lebih banyak lagi mutasi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, dan dikhawatirkan beberapa varian yang dihasilkan justru akan membahayakan, mempercepat infeksi, memperparah kondisi pasien dan menyulitkan kesembuhan bagi pasien Covid-19.

“Jadi ya memang bakal mengalami puncak lagi, kalau 3T lemah,” ujarnya.

Sebagai informasi, 3T yang dimaksudkan adalah tracing (penelusuran atau kontak erat), testing (tes sampel orang kontak erat dengan pasien atau mengalami gejala serupa Covid-19) dan treatment (tata laksanan penanganan atau pengobatan pasien).

Dengan kemungkinan atau potensi terjadinya gelombang ketiga saat usai libur nasional ini, Tri meminta masyaraka untuk tetap patuhi protokol kesehatan.

Jangan sampai kondisi yang sudah membaik dan jumlah kasus yang menurun, justru membuat lengah dan abai.

Jika hal ini dilupakan, Tri menegaskan, maka risiko peningkatan kasus akan menjadi kenyataan.

“Pandemi belum usai, potensi lonjakan kasus masih bisa terjadi. Karenanya tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan,” ucap dia.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini