MATA INDONESIA, JAKARTA – Setiap menjelang atau saat Natal muncullah sosok kakek gendut yang baik hati dan suka memberi hadiah kepada anak-anak itulah Sinterklas. Namun ada sosok lain yang mengiringi sang kakek tetapi tidak populer terutama di kalangan non Kristen yaitu Piet Hitam. Kini bahkan menimbulkan kontroversi rasis.
Figur itu digambarkan berwajah hitam, berambut hitam keriting dan memiliki bibir tebal berwarna merah.
Jika Sinterklas dipercaya masyarakat Kristen sebagai gambaran seorang uskup Khatolik dari Myra abad ke-3, nah asal usul Piet Hitam justru merupakan misteri.
Banyak narasi soal pembantu Sinterklas saat membagikan hadiah kepada anak-anak itu, namun sejumlah peneliti menduga sosok tersebut dipopulerkan sebuah buku anak-anak di pertengahan abad ke-19 yang ditulis seorang guru sekolah bernama Jan Schenkman.
Salah seorang peneliti yang meyakini itu adalah Profesor Joke Hermes dari Inholland University. Sementara di Indonesia karakter tersebut dibawa penjajah Belanda.
Namun beberapa tahun belakangan karakter tersebut tidak dimunculkan lagi. Di kalangan Nasrani pembantu Sinterklas yang digambarkan juga suka menjewer anak nakal itu, dituding menimbulkan perasaan rasis.
Tugas menjewer tersebut dinilai bisa memberi perspektif yang negatif bagi anak-anak bahwa orang berkulit hitam atau gelap pasti cenderung jahat, galak dan selalu menjadi bawahan orang kulit putih. Sebab Sinterklas selalu digambarkan sebagai seorang kakek bijak berkulit putih.
Gara-gara Piet Hitam, sebuah prosesi Sinterklas di Kota Gouda, Belanda lima tahun lalu diwarnai demonstrasi menolak kehadiran Piet Hitam.
Saat itu, 90 orang ditahan polisi karena mereka melakukan demonstrasi di lokasi prosesi tersebut. Mereka menuding karakter Piet Hitam adalah menampilkan perilaku rasis.
Tahun 2013 juga terjadi demonstrasi serupa di Amsterdam. Akibatnya, pengadilan Amsterdam menyatakan Piet Hitam “dengan bibir tebal merah, digambarkan sebagai orang bodoh, membangkitkan stereotipe negatif terhadap orang-orang berkulit hitamâ€.
Pengadilan lalu memerintahkan otorita Kota Amsterdam meninjau ulang penyelenggaraan Natal yang menyertakan Piet Hitam.(Yuri Giantini)