Politik Jadi Panglima Hukum, Kepentingan Rakyat Sulit Terakomodir

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA - Tak dapat dipungkiri, penegakan hukum di Indonesia dikendalikan oleh kepentingan politik yang begitu mendominasi, sehingga sulit terciptanya keadilan.

Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menyebut, hukum kerap dipakai untuk mempertahankan sesuatu yang berkaitan dengan pengaruh dan kekuasaan.

“Indonesia merupakan negara hukum, secara normatif, iya. Tapi, kondisi di lapangan kekuasaan menguasai hukum. Realitas politik sebenarnya di belakang, bukan di depan panggung,” kata Emrus saat ditemui di Jakarta, Jumat 17 Januari 2020.

“Banyak birokrat yang punya kepentingan. Amat sulit kepentingan rakyat diakomodir ketika politik jadi panglima hukum,” ujarnya menambahkan.

Sementara, Direktur Eksekutif Lokataru Fondation Haris Azhar menyebutkan ada dua motif penegakan hukum di Indonesia. Pertama, hanya sekedar simbol bahwa sudah ada tindak lanjut dari penegak hukum, lalu kedua, penegakan hukum untuk menyenangkan publik bukan untuk mengungkap kasus.

“Penegakan ada yang jalan, tapi salah penerapan hukum atau hanya pada orang tertentu, tapi tidak dikembangkan,” kata Haris Azhar.

Ia juga menyebutkan persaingan politik, bisnis, dan balas dendam mendominasi dalam tubuh hukum di Indonesia. (Maropindra Bagas/R)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini