MATA INDONESIA, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin tidak ingin umat Islam ikut dalam arus berpikir sempit, karena bisa menghambat perubahan dan peradaban.
“Saya memandang bahwa salah satu hambatan dalam perkembangan peradaban saat ini antara lain adalah cara berpikir sempit dan tidak terbuka terhadap perubahan,” kata Ma’ruf.
Salah satu contohnya yaitu tidak mempercayai pandemi Covid-19 itu nyata. Padahal sudah jelas bahwa virus tersebut sudah menularkan banyak orang.
“Contoh sederhana cara berpikir sempit adalah tidak percaya bahwa Covid-19 adalah nyata, atau percaya pada teori-teori konspirasi tanpa mencoba untuk memahami fenomena dengan akal sehat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan,” kata Ma’ruf, Kamis 11 Februari 2021.
Selain itu, Wakil Presiden RI ini juga mengatakan bahwa cara berpikir sempit bisa menghambat dan kontra produktif terhadap upaya membangun kembali peradaban Islam saat ini.
“Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab mengapa banyak negara berpenduduk muslim masih tergolong under developed country dan mengalami ketertinggalan dalam bidang ekonomi,pendidikan, iptek dan bidang lainnya,” kata Ma’ruf.
Cara berpikir sempit inilah yang menjadi salah satu penyebab munculnya sifat egoistik dan tidak menghargai perbedaan pendapat sehingga tidak ingin berdialog.
Ia memandang bahwa cara berpikir sempit bisa melahirkan pola pikir yang menyimpang dari arus utama atau bahkan menjadi radikal yang dapat menjustifikasi kekerasan dalam menyelesaikan masalah.