MATA INDONESIA, LONDON – Krisis politik di Inggris semakin parah.
Ratusan anggota parlemen mencoba menggulingkan Perdana Menteri Liz Truss.
Padahal Truss baru saja menjabat sebagai orang nomor satu di Pemerintahan Inggris yaitu pada 6 September 2022. Ia menggantikan rekan sesama Partai Konservatif Boris Johnson yang lengser karena berbagai skandal.
Kabar mengenai upaya melenggserkan Truss diungkap media Daily Mail. Menurut media ini, 100 anggota parlemen dari partai Konservatif menyiapkan mosi tidak percaya kepada ketua komite Partai Konservatif Graham Brady pada Minggu 16 Oktober 2022.
Para anggota parlemen terus mendesak Brady dengan dalih Truss telah kehabisan waktu memperbaiki krisis di negara tersebut.
The Times memperkuat kabar tersebut dengan menyatakan beberapa anggota parlemen telah mengadakan rapat rahasia terkait penggulingan sang Perdana Menteri.
Rencana penggulingan Truss akibat kekecewaan dan ketidakpuasan anggota parlemen terhadap berbagai kebijakannya di awal masa pemerintahan. Kekacauan ini juga terjadi lantaran ketidakpuasan di Partai Konservatif yang tertinggal di belakang oposisi Partai Buruh dalam jajak pendapat.
Merespons hal tersebut, Brady menolak tuntutan anggota parlemen itu. Ia menilai bahwa Perdana Menteri Liz Truss dan Menteri Keuangan Jeremy Hunt berhak untuk mendapatkan kesempatan, demi menetapkan strategi ekonomi dalam pembahasan anggaran pada 31 Oktober mendatang.
Krisis politik menerpa sejak mereka memutuskan meninggalkan Uni Eropa pada 2016 lalu. Semenjak saat itu terhitung sudah ada tiga kali pergantian Perdana Menteri. Setelah pelantikan bulan lalu, Truss harus menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah. Salah satunya menyelamatkan Inggris dari krisis ekonomi dan energi.
Saat ini Inggris masuk ke dalam ancaman resesi paling parah sepanjang sejarah. Untuk mengatasi masalah itu Truss berupaya memangkas pajak dengan harapan dapat menumbuhkan perekonomian di Inggris.