Pingin Jakarta gak Banjir lagi? Anies Baswedan Wajib Tuntaskan Normalisasi Ciliwung

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Salah satu penyebab banjir yang melanda kota Jakarta dan sekitarnya di awal tahun 2020 ini karena terbengkalainya normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo, jika dibanding dengan tahun sebelumnya, sebenarnya banjir tahun ini agak sedikit menurun. Hal ini merupakan efek dari pembangunan kanal banjir timur pada Juli 2003. Namun program Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung itu tersendat pada era pemerintahan Gubernur Anies Baswedan.

“Upaya normalisasi Daerah Aliran Sungai Ciliwung itu baru terealisasi 16 kilometer dari rencana keseluruhan 33 kilometer,” ujarnya di Jakarta, Jumat 28 Februari 2020.

Adapun total kerugian dari banjir di awal tahun ini mencapai Rp 960 miliar. Menurut Ponco, angka ini jauh lebih rendah dibanding pada tahun-tahun sebelumnya selalu menyentuh angka triliunan rupiah.

“Banjir pada Februari 2002 mencapai kerugian Rp 9,8 triliun, Februari 2007 mencapai Rp 8,8 triliun, Januari 2013 menyentuh Rp 1,5 triliun, dan Februari 2015 mencapai Rp 1,5 triliun,” katanya.

Selain itu, mengenai curah hujan, Ponco mengatakan, awal tahun ini mencapai 377 milimeter (mm) per hari. Sementara pada tahun 2015 mencapai 277 mm per hari, 2013 mencapai 100 mm per hari. Kemudian di tahun 2007 mencapai 340 mm per hari dan 2002 mencapai 168 mm per hari.

“Kerugian banjir tahun ini juga lebih rendah karena banjir surut lebih cepat. Banjir besar awal tahun ini surut dalam empat hari. Banjir besar tahun 2002 surut dalam waktu enam hari, 2007 sepuluh hari, 2013 tujuh hari dan 2015 tujuh hari,” ujarnya.

Meskipun demikian, banjir yang melanda ibukota ini tetap membuat membuat kerugian di sektor perdagangan, transportasi, pergudangan, jasa keuangan, pengadaan listrik dan gas. “Sektor lainnya yang didera kerugian adalah ritel karena usaha mereka tutup selama banjir. “Data kerugian kami peroleh dari asosiasi,” katanya.

1 KOMENTAR

  1. Yg ada dlm program Anies bukan normalisasi tapi naturalisasi (mana mungkin merubah rencana awal….apa kata dunia) dan msh dalam wacana…. Tentu warga Jakarta mengharapkan yg terbaik kalo hanya wacana terus tanpa realisasi Jakarta akan menghadapi situasi yg lebih sulit lagi. Pemimpin yg berani & cepat dlm mengambil keputusan tentu akan memberi pengaruh yg baik bagi kota Jakarta.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Diharapkan Jadi Pendorong Inovasi dalam Pemerintahan

Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, diharapkan dapat mendorong inovasi serta memperkuat sinkronisasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini